Hanoi, Vietnam: “Indonesia bersama-sama ASEAN berkepentingan untuk terus menjaga serta menjamin dinamika geo-strategis saat ini tidak mengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan. Tujuannya yaitu untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil dan sejahtera", demikian disampaikan Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN/Ketua Delegasi RI, Benny Y.P. Siahaan pada Pertemuan ke-34 ASEAN-Japan Forum di Hanoi, Vietnam, 3-4 Juni 2019.

Hal tersebut diungkapkan Benny saat pembahasan agenda Regional Architecture including Indo-Pacific Cooperation. “ASEAN dan Jepang memiliki tujuan yang sama bahwa perdamaian, keamanan, stabilitas dan kesejahteraan, bergantung pada keterbukaan, inklusifitas dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik”, sambung Benny.

Deputi Senior Menteri Luar Negeri Jepang Takeo Mori selaku Ketua Delegasi Jepang, menyampaikan apresiasi kepada ASEAN dalam menentukan sikap di tengah persaingan dan perebutan pengaruh negara-negara besar (major powers) dewasa ini. ASEAN dipandang Jepang mampu menjembatani serta meningkatkan stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.

Selain itu, pada agenda Regional and International Security Issues, Indonesia menyampaikan keprihatinan atas beberapa isu yang berkembang di kawasan. “Indonesia mendorong pihak-pihak yang terlibat untuk berdialog dan tetap berkomitmen mencapai Semenanjung Korea yang damai dan bebas dari senjata nuklir. Terkait situasi di Laut China Selatan, Indonesia menggarisbawahi pentingnya pihak-pihak terkait untuk menghormati dan terus mendukung proses yang diupayakan ASEAN”, ujar Benny.

ASEAN-Japan Forum merupakan pertemuan tahunan pada tingkat Pejabat Tinggi (Senior Officials Meeting/SOM) antara ASEAN dan Jepang. Pertemuan ke-34 ASEAN-Japan Forum dipimpin bersama oleh Dubes Nguyen Quoc Dzung Wakil Menlu/Ketua SOM ASEAN-Vietnam dan Dubes Takeo Mori Deputi Senior Menlu/Ketua SOM Jepang. Pertemuan juga membahas berbagai hal yang menjadi kepentingan bersama yaitu perkembangan dan arah ke depan kerja sama ASEAN-Jepang antara lain di bidang keamanan maritim, pemberantasan terorisme, keamanan siber, perdagangan dan investasi termasuk UMKM, business to business linkages, konektivitas regional, IPTEK dan inovasi, penanganan bencana, kesehatan, hubungan antar masyarakat, pendidikan serta SDM dan lain sebagainya.

Hubungan dagang ASEAN-Jepang telah mencapai angka 217.9 milyar USD dan menempatkan Jepang sebagai mitra dagang ke-4 terbesar ASEAN. Jepang juga tercatat sebagai sumber Foreign Direct Investment (FDI) ke-2 terbesar ASEAN dengan angka mencapai 13.2 milyar USD.

Di bidang sosial-budaya, ASEAN-Jepang juga menaruh perhatian pada hubungan antar masyarakat terutama melalui pertukaran pemuda dan pelajar. Melalui Japan East-Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS), ASEAN dan Jepang berhasil meningkatkan pemahaman pemuda dan pelajar akan persahabatan dan kerja sama di antara keduanya. Dalam periode tahun 2007-2018, tercatat sebanyak 31.542 pemuda dan pelajar baik ASEAN maupun Jepang telah mengikuti program pertukaran JENESYS.

Kerja sama informal ASEAN-Jepang dimulai pada tahun 1973 dan meningkat menjadi hubungan formal pada Maret 1977. Kemitraan ASEAN-Jepang kemudian mencapai level Strategic Partnership pada tahun 2011.

Sumber: Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN, Kemlu​