MEDAN – Sekretariat Nasional (Setnas) ASEAN - Indonesia bekerja sama dengan Pusat Studi ASEAN (PSA) Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar Seminar dengan tema “Pemanfaatan Kerja Sama ASEAN bagi Pembangunan Berkelanjutan di Sumatera Utara,” diikuti sekitar 150 mahasiswa dan menghadirkan narasumber antara lain: Diplomat Ahli Utama, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kemlu. Bertempat di Gedung Peradilan Semu, Fakultas Hukum USU di Medan, Kamis (03/10/2018).

Pada kesempatan ini, Ketua PSA USU, Dr. Jelly Leviza, SH.,M.Hum, menyampaikan beberapa kegiatan yang telah dijalankan oleh PSA USU antara lain melakukan dua penelitian bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan, “isu ketenagakerjaan merupakan fokus dari PSA kami,” kata ketua PSA USU. Berdasarkan hasil penelitian PSA USU, Pemerintah Daerah masih belum mengakomodir tenaga kerja terampil di Sumatera Utara dan perlu dibuatkannya sebuah blueprint yang dapat menaungi sertifikasi bagi tenaga kerja terampil di Medan. Diharapkan kegiatan ini dapat terus dijalin kedepannya, bersinergi dengan  Kementerian/Lembaga terkait, sehingga PSA yang sudah tersebar hampir diseluruh Indonesia dapat berbagi kajian lintas sektoral.

Drs. Mahyuddin K. M. Nasution, M.I.T.,Ph.D., Wakil Rektor III Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerja Sama, USU dalam sambutannya sekaligus membuka acara, menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN atas penyelenggaraan kegiatan seminar ini. Dalam sambutannya disampaikan bahwa indeks pembangunan sumber daya manusia di Medan, Sumatera Utara masih rendah, mahasiswa diajak untuk lebih kreatif dalam melakukan inovasi – inovasi baru dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat berdaya saing di kawasan regional ASEAN.
 

Duta Besar Foster Gultom dalam paparannya mengenai “Penerapan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030 di ASEAN,” menjelaskan komitmen global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Agenda SDGs 2030), Visi ASEAN 2025 dan komplimentaritas diantara keduanya. Pilar UN-SDGs 2030 yang memiliki 17 tujuan utama dengan 169 target dan 241 indikator mencakup pilar sosial, ekonomi, lingkungan hidup, dan hukum serta tata kelola merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. UN-SDGs 2030 telah diarusutamakan pada tingkat nasional melalui Peraturan Presiden nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tanggal 4 Juli 2017, dan telah disusun Rencana Aksi Nasional yang di dalamnya tercakup tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas dari masing-masing Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah. Pada tingkat regional ASEAN, Visi ASEAN 2025 memiliki komplimentaritas dengan UN-SDGs 2030 yaitu komplimentaritas dalam maksud dan tujuan; komplimentaritas dalam nilai-nilai dan prinsip; komplimentaritas dalam elemen-elemen operasional dan mekanisme pelaksanaan; dan komplimentaritas dalam pemilihan area prioritas.

Ketua PSA USU dalam paparannya yang berjudul “Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan (Suistanable Development Goals/SDGs) di Sumatera Utara”. Dalam paparannya, dijelaskan mengenai momen penting dari sejarah pembangunan berkelanjutan, dikatakan bahwa peluang di Sumatera Utara sangat berpotensi bagi peningkatan inventasi, PLTA Batangtoru yang dapat mengurangi emisi gas buang. Saat ini Pemda Sumut  yang masih merujuk kepada MDGs, dan yang mengembirakan dalam membuat RPJMS akan melibatkan akademisi.

Mahasiswa sangat antusias dalam menanyakan pertanyaan kepada pemapar antara lain mengenai, peran Indonesia dalam menangani kasus Rohingnya, pemanfaatan  SDGs dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di kawasan ASEAN, perubahan di dalam sisi pemerintahan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan pembangunan berkelanjutan. (Sesditjen Kerja Sama ASEAN)