Jakarta, Indonesia - Kementerian Luar Negeri mengadakan press briefing bersama Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir, dan Direktur Kerja Sama Politik dan Keamanan ASEAN, Mochamad Chandra Widya Yudha, di Ruang Palapa, Kemlu RI (1/2)

Pada kesempatan ini, Jubir Kemlu sampaikan rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, ke Jakarta pada 1 – 3 Februari 2018. Menlu Kamboja dan Menlu Retno akan bicarakan kerja sama penguatan hubungan bilateral terutama dalam bidang pertanian, pariwisata, pertahanan, informasi & teknologi.

Selain itu, Indonesia dan Kamboja akan bahas kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Hal ini melihat grafik perdagangan antara kedua negara yang cukup besar, yakni senilai 570 juta USD pada periode Januari – Oktober 2017. Secara khusus, Kamboja akan menjajaki kerja sama dalam bidang farmasi dan pengelolaan produk halal.

Menlu Retno dan Menlu Sokhonn juga akan membicarakan mengenai berbagai rencana untuk memperingati 60 tahun hubungan Indonesia dan Kamboja  yang akan jatuh pada tahun 2019 mendatang.

Dalam sesi berikutnya, Direktur Kerja Sama Polkam ASEAN sampaikan pelaksanaan ASEAN Foreign Ministers Retreat di Singapura pada 4 – 6 Februari yang akan dihadiri oleh Menlu Retno. Mengambil tema 'Innovative and Resilience' yang diusung Singapura dalam keketuannya di tahun 2018, ASEAN FM Retreat akan berfokus pada isu pokok implementasi ASEAN Vision 2025 serta tindak lanjut dari pelaksanaan KTT ASEAN ke-31 tahun lalu di Manila, Filipina

Adapun beberapa agenda yang akan dibahas oleh para Menlu ASEAN dalam ASEAN FM Retreat kali ini adalah kerja sama dalam  framework ASEAN antara lain mengenai perlindungan pekerja migran, Smart Cities Network, penanganan kejahatan lintas batas (termasuk IUU Fishing), Code of Conduct Laut China Selatan serta sektor e-commerce & pengembangan UMKM. Pada ASEAN FM Retreat 2018 ini, Indonesia juga terus mendorong agar ASEAN berperan aktif dalam penguatan kawasan Indo-Pacific.

Jubir Kemlu juga sampaikan kedatangan delegasi Moro Islamic Liberation Front (MILF) ke Kemlu pagi tadi. Kedatangan delegasi MILF ini diterima secara langsung oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. MILF sampaikan tujuan kedatangannya untuk mempelajari proses perdamaian di Aceh dan bertemu dengan perwakilan Organisasi Islam di Indonesia, yang diwakili oleh Perwakilan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU).

Pada pertemuan ini, Menlu Retno sampaikan konsistensi Indonesia dalam mendukung proses perdamaian di Mindanao, Filipina Selatan. Antara lain, partisipasi Indonesia dalam pengiriman personil  International Monitoring Team (IMT) ke Filipina yang telah terlaksana sejak tahun 2012. Selain itu, Indonesia bekerjasama dengan Filipina untuk memajukan pendidikan di sekolah-sekolah Islam di Mindanao.​

Selengkapnya Kementerian Luar Negeri RI