“Saya percaya Sustainable Development Goals (SDGs) adalah bentuk kerja sama kongkret yang dapat diperkuat ASEAN-PBB dalam mengimplementasikan salah satu area kerja sama prioritas dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific telah diadopsi oleh para pemimpin ASEAN bulan Juni 2019.” Demikian pernyataan tegas Menlu RI, Retno Marsudi pada pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dengan Sekjen PBB dan Presiden Majelis Umum PBB sesi ke-74 di New York, Amerika Serikat, 28 September 2019.

Menlu RI juga menyerukan perlunya ASEAN-PBB memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular yang sudah ada guna memfasilitasi negara ASEAN mengatasi berbagai kesenjangan dalam mendapatkan akses pendidikan berkualitas, sumber daya ekonomi dan fasilitas kesehatan yang masih menjadi tantangan tersendiri di kawasan.

Pada isu perdamaian global, Menlu RI secara khusus mendorong PBB untuk meningkatkan peran perempuan dalam proses perdamaian mulai dari tingat kawasan hingga tingkat global.

“Indonesia telah menyelenggarakan the Regional Training on Women, Peace and Security dalam rangka melatih diplomat perempuan di kawasan menjadi negosiator dan mediator dalam proses perdamaian bulan April 2019 lalu,” ungkap Menlu Retno.

Terkait hal ini, Menlu Retno juga menyambut baik peluncuran the Global Alliance of Regional Networks of Women Mediators tanggal 26 September 2019 sebagai wadah di tingkat global bagi pengembangan peran perempuan di bidang perempuan, perdamaian dan keamanan.

Sementara itu, Sekjen PBB menyampaikan penghargaan atas kontribusi signifikan ASEAN dalam mengirimkan pasukan perdamaian PBB, pemajuan agenda di bidang perempuan, perdamaian dan keamanan, mendorong implementasi United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS), mendukung kinerja ASEAN Intergovernmental Commision on Human Right, mendukung upaya penyelarasan ASEAN Coomunity Vision 2025 dan the UN 2030 Agenda for Sustainable Development, dan mengajak ASEAN bersama-sama menghadapi tantangan perubahan iklim.

Pertemuan menyambuat baik perkembangan kerja sama ASEAN-PBB terutama isu lintas sektoral seperti upaya mitigasi dampak perubahan iklim, membangun ketahanan ASEAN dalam menghadapi bencana, mengurangi angka kemiskinan, mempersempit kesenjangan pembangunan, mendorong pertumbuhan ekonomi, mengembangkan sumber daya manusia, memajukan konektivitas, mendorong kemitraan model kerja sama Public-Private Partnerships, mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), mendorong produksi dan konsumsi berkelanjutan, mengekplorasi berbagai potensi kerja sama di bidang perikanan, penanganan sampah di laut, pengeloalan hutan berkelanjutan, ketahanan  pangan, nutrisi, ketahanan energi, jaminan sosial dan pekerjaan yang layak.  

Pertemuan menyambut baik rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-PBB ke-10 di Bangkok, 3 November 2019 yang merefleksikan komitmen para pemimpin dalam dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada.

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN