Singapura – Dalam menyikapi perkembangan keamanan di kawasan khususnya dalam menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme, perlu adanya kerja sama yang konkrit dengan negara-negara di kawasan. Pemahaman “Memperbesar Persamaan dan Memperkecil Perbedaan” hendaknya selalu menjadi pedoman, agar memberikan arah yang benar bagi pengelolaan stabilitas keamanan regional maupun internasional untuk kepentingan bersama.

Demikian diungkapkan Menhan RI Ryamizard Ryacudu dalam suatu simposium negara-negara Asia Tenggara yang berlangsung di Singapura, Kamis (4/10). Dalam “The 2018 Southeast Counter-Terrorism Symposium,” Menhan mengangkat tema “Counter Terrorism – Intelligence and Information Sharing.”

Dalam seminar tersebut, Menhan memaparkan bahwa guna mengatasi potensi ancaman terorisme dan semakin menyebarnya radikalisme, Indonesia telah melaksanakan beberapa kerja sama yang konkrit. Diantaranya kerja sama Trilateral di Laut Sulu bersama dengan Malaysia dan Filipina dengan kegiatan patroli terkoordinasi di laut dan udara. Pada akhir tahun 2018, juga akan dilaksanakan latihan darat bersama antara Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Dalam latihan darat bersama nantinya akan dikerahkan kekuatan sebesar 1 (satu) kompi dari masing-masing negara untuk melaksanakan pelatihan sniper, peningkatan kesiapan perang hutan, perang kota dan kontra sniper. Sekaligus untuk membentuk kesamaan Standart Operation Prosedur (SOP) dan interopabilitas antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Kegiatan ini akan mengundang negara-negara ASEAN lainnya untuk hadir pada kegiatan latihan tersebut sebagai observer.

Selain itu, lanjut Menhan, negara-negara di kawasan membutuhkan suatu mekanisme kerjasama pertukaran informasi strategis sebagai salah satu cara mengatasi ancaman terorisme dan radikalisme di kawasan. Enam negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina dan Thailand telah sepakat untuk melaksanakan kerja sama baru dengan nama “Our Eyes”.

Our Eyes yaitu kerja sama pertukaran Informasi strategis yang melibatkan unsur pertahanan atau militer dan jaringan intelijen lainnya secara terintegrasi. Inisiatif ini telah diresmikan dengan dilaksanakannya Soft Launching oleh Menteri Pertahanan keenam negara atau perwakilannya pada tanggal 25 Januari 2018 lalu di Bali, Indonesia.

Selengkapnya: Kementerian Pertahanan