TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara Barat dan anggota ASEAN mengkhawatirkan deklarasi perang yang dinyatakan oleh Pemerintah Bayangan Myanmar (NUG) terhadap Junta Militer. Menurut mereka, deklarasi tersebut bisa mengancam keamanan warga Myanmar yang sudah terdampak oleh krisis pasca-kudeta.

Salah satu kekhawatiran datang dari Pemerintah Inggris. Duta Besar Inggris untuk Myanmar, Pete Vowles, menyarankan segala pihak yang berseteru di Myanmar untuk segera berdialog untuk mencegah konflik berkepanjangan.

"Kami mengecam kudeta dan brutalitas yang dilakukan oleh junta, namun kami juga mendesak segala pihak untuk segera berdialog," ujar Vowles, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 8 September 2021.

Kekhawatiran juga datang dari Malaysia. Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, mengatakan perkembangan terbaru di Myanmar bisa menghalangi penerapan lima poin konsensus ASEAN yang juga ia anggap kurang cepat diimplementasikan.