REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP). Kadin melihat RCEP sebagai perjanjian dagang yang sangat potensial memperluas dan meningkatkan hubungan dagang Indonesia dengan berbagai negara RCEP, sekaligus berpotensi membantu menempatkan Indonesia sebagai production hub dalam supply chain serta value chain global dan regional. 

"RCEP berpotensi meningkatkan diversifikasi dan volume ekspor nasional, meningkatkan inbound investasi global ke Indonesia. Sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi nasional di kawasan di masa mendatang," ujar Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani kepada Republika.co.id, Senin (16/11).

Dengan potensi ekonomi RCEP yang mencapai 24,67 triliun dolar AS, Kadin meyakini Indonesia lebih rugi bila tidak bergabung dalam RCEP. Sebab hanya akan memperlebar ketertinggalan Indonesia dari berbagai negara pesaing di kawasan dalam mengambil keuntungan dari potensi ekonomi tersebut.

Dalam konteks pandemi, lanjutnya, RCEP menciptakan kepastian berusaha atau certainty lebih tinggi untuk menormalisasi arus perdagangan dan investasi di antara berbagai negara RCEP. Hal ini dengan sendirinya potensial menciptakan peningkatan permintaan ekspor nasional dan inbound investasi bagi Indonesia dalam jangka pendek, khususnya karena negara-negara Asia Timur (China, Korea, dan Jepang), Australia, serta Selandia Baru sudah lebih dahulu dan lebih sukses menormalisasi kegiatan ekonomi domestik masing-masing. 

Selengkapnya Republika