JAKARTA - 12 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam acara ASPNF atau ASEAN School on Plasma and Nuclear Fusion yang diadakan di Chiang Mai University Thailand pada 29 Januari sampai 2 Februari 2018 yang lalu. Mereka adalah delapan orang mahasiswa angkatan 2014, yaitu Harun Ardiansyah, Lestari Rahayu, A. A. Citra Yunda Prahastiwi, Yogi M, M. Farid Khandaq, M. Yusuf Hanafiah, Bambang Wisanggeni, dan Yulia Gita, serta tiga mahasiswa angkatan 2015, Yulwido Adi, Bartolomeus Delphito, dan Benyamin Dariadi.

Ke-12 mahasiswa ini dapat berpartisipasi dalam ASPNF setelah melalui seleksi berkas oleh panitia. ASPNF yang dilakukan selama seminggu tersebut berisi seminar dan diskusi yang dipimpin oleh ahli plasma dan fusi dari negara-negara, seperti Thailand, Jepang dan Prancis. Adapun materi seminar, yaitu pengenalan akan fusi dan plasma, penjelasan mengenai penelitian yang sudah dilakukan di bidang fusi dan plasma, serta pengenalan akan perangkat maupun reaktor fusi yang sudah dibangun dan yang masih dalam pengembangan seperti, Joint European Torus (JET), International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) dan Toroidal Chamber-Magnetic (Tokamak).

“Sekolah Plasma dan Fusi Nuklir merupakan wadah yang menarik dan kreatif untuk belajar lebih banyak dan bersosial lebih luas terutama di bidang sains dan teknologi”, kata Estelita, salah satu peserta dari UGM seperti dilansir laman UGM, Kamis (15/2/2018). Pada kegiatan ini, para mahasiswa juga mendapatkan gambaran terbaru mengenai penelitian dan pengembangan teknologi fusi di dunia, serta mendapatkan perbandingan antara masing-masing penelitian.