Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN bekerja sama dengan Pusat Studi ASEAN Universitas Sriwijaya, menyelenggarakan kegiatan diskusi dan konsultasi publik bertemakan “Pencapaian Lingkungan yang Berkelanjutan (Sustainable Environment)”. Rangkaian kegiatan itu dibuka dengan diskusi publik “Efektivitas Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Mewujudkan Optimalisasi Manajemen Penanggulangan Kabut Asap Lintas Batas” diselengarakan di Aula Gedung Pascasarjana UNSRI (18/4).

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN memberikan sambutan sebelum perwakilan Rektor UNSRI membuka kegiatan tersebut secara resmi. “Salah satu isu penting dari pilar sosial budaya ASEAN adalah masalah kebakaran hutan dan asap lintas batas.  Sumatera Selatan adalah salah satu dari beberapa propinsi di Indonesia yang dinilai masih memiliki desa rawan dari kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu, diskusi kita pada pagi hari ini, diharapkan dapat menjadi ajang tukar pikiran mengenai capaian dan tantangan kedepan terkait masalah kebakaran hutan dan lahan sehingga masyarakat Sumatera Selatan dapat menjadi bagian dari upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kebakaran hutan, khususnya penanggulangan asap lintas batas”, ujar Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, Riaz Saehu, dalam sambutannya.

Selain diskusi publik yang dihadiri oleh lebih dari 150 peserta di kampus UNSRI, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan seminar konsultasi publik yang dihadiri oleh 100 siswa-siswi di SMA Negeri 1 Palembang (19/4), serta juga talkshow di Radio Momea FM Palembang (19/4).  Rangkaian kegiatan tersebut dihadiri oleh narasumber dari berbagai instansi seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga ahli kajian kabut asap lintas batas dari UNSRI.

Sebagaimana kita ketahui, rencananya Asian Games 2018 akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang pada bulan Agustus 2018  Sudah selayaknya, apabila Palembang sebagai tuan rumah Asian Games 2018 dapat bebas dari ancaman kabut asap lintas batas.  Oleh karena itu, upaya dalam penanggulangan kabut asap lintas batas tidak dapat dikerjakan sendiri oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kota di Sumatera Selatan, serta para akademisi dan mahasiswa, tetapi juga harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait di Indonesia, serta kerja sama yang erat dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.  “Ada sepatah kata dalam peribahasa Sumatera Selatan (Palembang), booloo sebatang, idak nembolke raket.  Rencana atau pekerjaan besar akan sulit berhasil jika hanya dilakukan seorang diri.  Untuk itu sangat diperlukan kerja sama dengan banyak orang”, tutup Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, Riaz Saehu, dalam sambutannya.