Selamat siang rekan-rekan media yang saya hormati…
Di briefing singkat pada siang hari ini…saya hanya akan menyampaikan satu isu…yaitu terpilihnya Indonesia menjadi salah satu Co-Chairs dari COVAX Advance Market Commitment Engagement Group…
Rekan-rekan Media….
Pada dini hari 13 Januari 2021….kami mendapatkan kabar dari GAVI, the Vaccine Alliance melalui PTRI Jenewa….bahwa…Menteri Luar Negeri Indonesia telah terpilihmenjadi salah satu Co-Chair COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group (EG)…atau untuk lebih singkatnya disebut COVAX-AMC EG
Pemilihan Co-Chairs telah diselenggarakan secara virtual (evoting) di Jenewa, dengan tenggat waktu pemilihan sampaitanggal 8 Januari 2021 tengah malam….dan diumumkan 12 Januari malam waktu Jenewa.
Alhamdullillah…dalam pemilihan tersebut….Indonesia mendapatkan suara terbanyak yaitu 41% dari suara masuk.
Suara terbanyak kedua diperoleh oleh Menteri Kesehatan Ethiopia.
E-voting ini dilakukan untuk memilih dua co-chairs (dari 5 calon kandidat) dari AMC 92 Economies, yaitu 92 Economies yang tergabung dalam Covax AMC.
Selain Indonesia dan Ethiopia….yang mewakili AMC 92 Economies…. Menteri Pembangunan Internasional Kanada mewakili negara donor sebagai co-chair.
Dengan demikian maka komposisi co-chairs COVAX AMC-EG terdiri dari:
• Menteri Luar Negeri Indonesia…
• Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Ms. Karina Gould, dan
• Menteri Kesehatan Ethiopia, Ms. Lia Tadesse.
➔ Yang menarik adalah semua Co-Chairs adalah Perempuan.
Kita maknai terpilihnya Indonesia dengan suara terbanyak ini…paling tidak dari dua sisi:
- Pertama…tentunya ini merupakan wujud dari kepercayaan dunia internasional…terutama negara berkembang…kepada Indonesia;
- Kedua…ini merupakan tanggung jawab besar Indonesia bagi terwujudnya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Tanggung jawab besar ini harus ditunaikan sebaik mungkin.
Sebagaimana rekan-rekan ketahui….dari sejak awal pandemi….Indonesia secara konsisten terus menyuarakan prinsip kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
Kita meyakini bahwa pandemi dunia ini tidak akan dapat diselesaikan apabila semua negara belum dapat menyelesaikan pandemi di negara masing-masing.
Kita sering sebut prinsip…no one is safe until every one is…
Presiden Jokowi….berkali-kali menyerukan pentingnya masalah kesetaraan akses vaksin bagi semua negara ini di berbagai forum internasional termasuk KTT ASEAN, KTT G -20, KTT APEC maupun dalam Sidang Majelis Umum PBB.
Selengkapnya: Kementerian Luar Negeri RI