Kementerian Luar Negeri c.q. Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN (KSEA) dan Universitas Nusa Cendana (Undana), di Gedung Rektorat Undana pada 2 Agustus 2018, menyelenggarakan Kuliah Umum tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sekaligus Bimbingan Teknis mengenai pemanfaatan digital economy guna menunjang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam MEA. Hadir memberi sambutan pada Kuliah Umum, Wakil Dekan Fisip Undana, Dr. Blajan Konradus, MA., dan tidak kurang dari 100 mahasiswa dari berbagai universitas di Kupang, antara lain Undana, Universitas Kristen Artha Wacana, Universitas Katolik Widya Mandira dan Universitas Muhamadiyah Kupang. Sebagai nara sumber, Direktur KSEA, Kemlu, Ade Petranto.

Dalam sambutannya, Dr. Blajan Konradus, MA, berpesan kepada mahasiswa bahwa teknologi informasi dan komunikasi membawa banyak kebaikan sekaligus keburukan. Karenanya diharapkan mahasiswa dapat menggunakan teknologi dimaksud untuk menunjang pendidikannya dan dapat pula merintis usaha secara digital.

Sedangkan Direktur KSEA, Ade Petranto, dalam paparannya menjelaskan bahwa kita telah berada di era MEA, yang berlaku sejak akhir tahun 2015, dimana seluruh negara ASEAN menjadi satu kawasan ekonomi, sehingga tidak ada lagi tarif masuk atas produk-produk dari negara ASEAN. Namun hal ini harus diakui pemanfaatannya belum optimal, termasuk oleh UMKM yang umumnya memiliki tantangan terkait teknologi dan akses informasi, serta kapasitas SDM.

Ditambahkannya bahwa untuk menghadapi MEA, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membumikan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan kohesif. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan digital economy, yang perlu dipelajari bersama oleh pelaku UMKM, utamanya untuk menunjang UMKM dalam upaya menembus pasar ASEAN dan bersaing dengan UMKM negara ASEAN lainnya.

Di hadapan mahasiswa, Ade Petranto juga berpesan bahwa kiranya mahasiswa yang merupakan agent of change di NTT, melalui program ini, menjadi tertarik berwirausaha setelah memperoleh pengetahuan dan pilihan praktek bisnis yang lebih tepat dan bersiap menjadi bagian dalam MEA.

Usai kuliah umum, para mahasiswa memperoleh bimbingan teknis dari Shopee Indonesia, yakni perusahaan start-up mobile-platform pertama di Asia Tenggara (Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam) dan Taiwan yang menawarkan transaksi jual beli online via ponsel. Shopee Indonesia memberikan bimbingan teknis berupa edukasi dan pemahaman cara mengambil gambar produk agar terlihat menarik dan bernilai jual, bagaimana menggunakan aplikasi market place online untuk mengembangkan bisnisnya, dsb.

Sore hari, pukul 18.00-19.00, dilakukan pula kegiatan talkshow secara live dan interaktif di TVRI Kupang tentang MEA dan daya saing UMKM NTT, menghadirkan narasumber Kasubdit Investasi dan Kerjasama Kawasan, Direktorat KSEA Kemlu, Wibanarto Eugenius, dan Karo Kerjasama Pemprov NTT, Dr. Lery Rupidara. [Sumber: Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN]