Indonesia sebagai Ketua Kerja Sama Kesehatan ASEAN menyelenggarakan pertemuan tingkat Pejabat Tinggi Kesehatan ASEAN melalui video conference selama dua hari pada tanggal 22-23 Juli 2020. Tujuan pertemuan untuk memetakan dan mensinergikan sejumlah inisitatif baru dari badan sektoral kesehatan dan juga non-kesehatan yang perlu ditindaklanjuti oleh badan sektoral kesehatan ASEAN sebagai upaya konkrit penanganan COVID-19 di Kawasan ASEAN.

Pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan itu dihadiri oleh lebih dari 100 orang delegasi dari 10 Negara Anggota ASEAN dan Sekretariat ASEAN. Dalam sambutan pembukaannya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi menyampaikan penghargaan kepada Senior Official Meeting on Health Development (SOMHD) yang telah menjadi garda terdepan fungsi koordinasi dan pelaksana penanganan COVID-19, baik di negara masing-masing maupun di kawasan.

Sejak munculnya pandemi COVID-19 pada awal Januari 2020, sektor kesehatan ASEAN telah melakukan respons cepat dan mengaktifkan berbagai mekanisme untuk memahami karakteristik COVID-19, bertukar informasi mengenai upaya yang dilakukan di masing-masing negara dan juga di negara mitra ASEAN, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Italia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, serta saling mendukung satu sama lain dalam hal moral maupun keahlian.

Setidaknya terdapat dua puluh tujuh mekanisme ASEAN yang sudah ada dan yang baru dikembangkan dalam penanganan COVID-19 yang dibahas dalam dua hari pertemuan. Hari pertama pertemuan membahas tentang kemajuan dari upaya yang telah dilakukan sektor kesehatan ASEAN, di antaranya dengan berbagi informasi dan pengalaman penanganan COVID-19, termasuk dengan mitra wicara ASEAN melalui platform webinar ASEAN Emergency Operations Centre (EOC) Network; saling menginformasikan secara real time melalui pesan singkat terkait perjalanan lintas batas negara suspek/pasien konfirmasi; pelaporan berkala Risk Assessment for International Dissemination of COVID-19 ASEAN Region melalui ASEAN BioDiaspora Virtual Centre; upaya komunikasi resiko melalui ASEAN Risk Assessment and Risk Communication Centre; dan dukungan penguatan kapasitas laboratorium.

Selengkapnya: Kementerian Kesehatan