Demikian disampaikan oleh Direktur Indo-Pasifik Kementerian Luar Negeri India, Nikhilesh Giri, dalam sambutan penutupannya di Forum Ketiga  ASEAN-India Workshop on Blue Economy yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, pada 12 September 2019. Giri menambahkan bahwa kegiatan tersebut dapat sebagai tindak lanjut dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan Security and Growth of All in the Region (SAGAR). Kerja sama dapat berupa pengembangan kapasitas atau berbagi praktek terbaik di bidang Ilmu Pengetahuan dan Kelautan.

Pada pertemuan sehari tersebut, Delegasi Indonesia yang diketuai oleh Pejabat Fungsional di Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN, Mulyadi, juga menggarisbawahi pentingnya Forum ini membahas isu-isu lain yang tidak hanya terbatas ocean conomy atau ekonomi oseanografi tetapi juga mencapu isu ekonomi biru yang lebih luas seperti outer space & open seas, regional climate action dan global ocean observing system.

Mulyadi menambahkan, melalui rekomendasi yang telah dihasilkan, kerja sama maritim ASEAN-India diharapkan dapat direalisasikan, terutama yang selaras dengan kepentingan nasional Indonesia, seperti pengembangan SDM, khususnya melalui pelatihan teknis di bidang kelautan termasuk dalam hal pencegahan dan pendeteksian tumpahan minyak di laut,  kerja sama IPTEK serta proyek konektivitas maritim dalam kerangka AOIP.

Upaya mengarusutamakan konsep pembangunan ekonomi biru dapat dilanjutkan dengan penyelenggaraan berbagai forum serupa untuk berbagi ide dan pengalaman, serta best practices berbagai program ekonomi biru, misalnya memanfaatkan forum dan kerangka kerja sama yang telah ada seperti Indian Ocean Rim Association (IORA), komite dan sub-komite pada ASEAN (misalnya ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation), maupun Intergovernmental Oceanographic Commission Western Pacific (IOC Westpac), ujar Mulyadi.

Lebih jauh, anggota Delegasi Indonesia yang merupakan perwakilan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, A’an Johan Wahyudi, menambahkan kiranya di dalam negeri forum ini djadikan sebagai momentum untuk mendorong lembaga-lembaga di tingkat nasional agar  menjawab tantangan-tantangan dalam pembangunan ekonomi biru melalui science-economy-policy nexus, yang melibatkan akademisi, peneliti, penggiat ekonomi dan industri serta pemangku kebijakan pusat dan daerah.

Forum yang mengambil tema Advancing Partnership for Sustainability tersebut diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Luar Negeri India, Thailand sebagai Ketua ASEAN tahun 2019, serta lembaga-lembaga regional yaitu Research and Information System for Developing Countries (RIS), the Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dan the National Maritime Foundation (NMF). Forum tahunan ini adalah yang ketiga kalinya sejak tahun 2017. Tidak kurang dari 200 peserta yang merupakan utusan dari negara anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, think tanks dari negara-negara Anggota ASEAN serta sektor swasta menghadiri forum tersebut.

Isu-isu yang mencuat selama forum antara lain adalah: blue economy, ocean economy, UN Decade of Ocean Science, marine resources, marine biodiversity, ecosystem services, marine environment (termasuk pencemaran laut, tumpahan minyak, sampah laut, air ballast, spesies asing invasive), konektivitas maritim, Global Ocean Observing System (GOOS), Indian Ocean Observing System (IndOOS), marine ecosystem health, coastal management, regional climate action, IUU fishing, ecosystem services, ocean-based renewable energy, ocean acidification, climate change, maritime security and safety, convention framework (Capetown agreement, ILO C188, dll). (Sumber: Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN)