New York, 26 September 2018: Sebagai organisasi yang menjadi mesin penggerak ekonomi di masing-masing kawasan, ASEAN dan Pacific Alliance (PA) harus bahu membahu dalam menghadapi berbagai tantangan global, seperti tren proteksionisme dan anti-multilateralisme. Hal ini disepakati oleh peserta Pertemuan Tingkat Menteri ke-5 ASEAN dan PA di sela-sela Sesi ke-73 Sidang Majelis Umum PBB, 26 September 2018, di New York, Amerika Serikat.

“Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, perekonomian negara anggota kedua organisasi tersebut diperkirakan masih akan tetap tumbuh hingga 5,1% bagi ASEAN dan 2,3% bagi PA. Selain itu, kedua organisasi ini juga memiliki komitmen yang kuat terhadap integrasi ekonomi di masing-masing kawasan." Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN selaku SOM Leader ASEAN-Indonesia, Jose Tavares, mewakili Menlu RI.

Pertemuan menyepakati perlunya untuk meningkatkan interaksi para pebisnis dari kedua kawasan. Prospek ekonomi dan perdagangan kedua kawasan perlu lebih disebarluaskan kepada para pelaku bisnis, terutama bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM memiliki kontribusi yang sangat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kedua kawasan karena mampu menyerap banyak tenaga kerja dan merupakan tulang punggung ekonomi.

Pertemuan juga mengusulkan perlunya untuk mengembangkan kerja sama di bidang konektifitas sebagai sarana mendekatkan dua kawasan. Memanfaatkan teknologi dan revolusi industri ke-4 (revolusi industri 4.0), penggunaan video conference bisa menjadi salah satu cara menjembatani interaksi pejabat pemerintah dan pihak swasta di kedua kawasan. Selain itu, pengembangan kerja sama di bidang transportasi udara juga diusulkan untuk dapat dijajaki ke depannya.

Pertemuan kali ini juga bertujuan untuk mengevaluasi rencana aksi ASEAN-PA 2017-2018. Sejauh ini, ASEAN-PA telah berhasil mengimplementasikan berbagai area kerja sama yang tercantum dalam rencana aksi ASEAN-PA tersebut seperti mendorong partisipasi para pelaku bisnis pada kegiatan promosi perdagangan dan investasi di kedua kawasan, menyelenggarakan seminar mengenai peluang kerja sama ASEAN-PA, serta pemberian beasiswa bagi generasi muda untuk belajar bahasa dan budaya di kedua kawasan.

Namun demikian, masih terdapat beberapa kerja sama lainnya yang belum diimplementasikan seperti kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi serta pembangunan berkelanjutan. Oleh sebab itu, pertemuan memutuskan untuk memperpanjang rencana aksi ASEAN-PA 2017-2018 hingga tahun 2019.

Inisiatif kerja sama ASEAN-PA digagas oleh delegasi Kementerian Luar Negeri Kolombia saat berkunjung ke Sekretariat ASEAN pada tanggal 24 Mei 2011. Sejak saat itu, kerja sama ASEAN-PA terus berkembang utamanya melalui pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-PA di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.

Selengkapnya Kementerian Luar Negeri RI