Medan – (2/10) Dalam upaya menjaring wisatawan dari negara-negara ASEAN, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI telah menyelenggarakan kegiatan Lokakarya “Pengembangan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara”. Lokakarya diselenggarakan pada Selasa 2 Oktober 2018 di Kantor Gubernur Sumatera Utara, dihadiri lebih dari 60 orang mewakili OPD, SKPD Pemprov Sumut dan Kabupaten/Kota serta Pelaku Industri Pariwisata di Provinsi Sumatera Utara. Potensi Sumatera Utara yang dikenal dengan kekayaan adat dan budaya serta destinasi wisata yang indah seperti Danau Toba menjadi topik bahasan dalam lokakarya yang bertujuan untuk mensinergikan langkah-langkah promosi pariwisata Sumatera Utara seraya mencari upaya bersama dalam meningkatkan daya saing Sumatera Utara untuk menarik lebih banyak wisatawan manca negara termasuk dari negara-negara ASEAN.

Lokakarya dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan Aset Dan Sumber Daya Alam, Elisa Marbun mewakili Gubernur Sumatera Utara yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Luar Negeri yang telah mendukung upaya memajukan pariwisata di Sumatera Utara. “Pemerintah provinsi Sumatera Utara terus membenahi obyek obyek wisata yang ada baik sarana infrastruktur dan fasilitas lainnya serta dukungan bagi para pelaku industri pariwisata agar para wisatawan merasa nyaman selama berkunjung ke Sumatera Utara” demikian Sahli. Melalui berbagai upaya pembenahan dan promosi yang dilakukan secara sinergi, diharapkan pada tahun 2019, target kunjungan 1 juta wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara dapat tercapai.

Duta Besar Foster Gultom, mewakili Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, dalam sambutannya menyampaikan harapan kiranya lokakarya ini dapat menjadi media curah pendapat dan urun rembuk yang diharapkan dapat melahirkan berbagai pemikiran dan gagasan dalam menarik wisatawan dari negara-negara ASEAN ke Sumatera Utara. Sektor pariwisata telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan negara. Industri pariwisata juga memiliki multiflier effect yang dapat menggerakan sektor-sektor ekonomi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan perekonomian secara keseluruhan. Dalam bagian lain disebutkan bahwa ASEAN telah menjalin kerja sama erat dalam upaya memajukan pariwisata di kawasan dan memiliki komitmen bersama untuk menjadikan ASEAN as one single destination.

Yudi Fitriandi, Kepala Subdirektorat Kerja Sama Komoditi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri dalam paparannya menyoroti mengenai Perkembangan Kerja Sama Pariwisata ASEAN. Ia juga menyebutkan bahwa Pariwisata dalam pengembangan Masyarakat Ekonomi ASEAN memiliki nilai besar dan berkontribusi antara lain untuk peningkatan pendapatan perkapita, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan investasi. Indonesia perlu meningkatkan sarana, prasarana termasuk infrastruktur, fasilitas umum dan konektivitas dalam industri pariwisata guna dapat bersaing dengan negara-negara tetangga.

Sementara Faruk Alfian, Kasubbid Analis Data dan Informasi Pasar, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I, Kementerian Pariwisata, menyebutkan bahwa wisman Malaysia paling banyak berkunjung ke Sumatera Utara dari Juni 2016 sampai Juni 2017, diikuti Singapura. Faruk juga menjelaskan beberapa strategi pemasaran yang dilakukan, yakni yang berdasarkan pada DOT (Destination, Origin, Time), BAS (Branding, Advertising, Selling) dan POSE (Paid Media, Own Media, Social Media, Endorse).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara, Hidayati menyoroti program prioritas pelestarian kebudayaan dan pengembangan pariwisata di Sumatera Utara. Selain itu, Pemprov Sumut sudah mengidentifikasi persoalan dan kendala yang ada saat ini dan sedang melakukan upaya untuk mengatasinya. Menurutnya perlu pemanfataan anggaran secara efisien dan efektif dalam pengembangan pariwisata melalui promosi, termasuk meningkatkan kualitas event wisata serta perbaikan sarana umum dan infrastruktur di Sumatera Utara. Salah satu upaya pengembangan pariwisata di Sumut adalah membangun Geopark Toba, yang sedang diupayakan mendapat pengakuan dari UNESCO.

Ketua ASITA Sumatera Utara, Solahuddin Nasution berbagi pengalaman dalam upaya menarik wisatawan manca negara termasuk dari negara-negara ASEAN. Diharapkan dukungan dari pemerintah daerah untuk pengembangan konektivitas dan sarana umum sehingga kalangan industri pariwisata dapat menawarkan paket-paket wisatawa di Sumatera Utara.

Dalam diskusi terungkap bahwa pemerintah provinsi, instansi dinas pariwisata kabuten/kota Sumatera Utara, dan pelaku industri pariwisata setempat sangat serius bersinergi untuk mengembangkan pariwisata di Sumatera Utara terutama pengembangan kawasan Danau Toba dan wisata bahari yang merupakan keunggulan. Rekomendasi yang dihasilkan dalam lokakarya tersebut adalah perlunya penyusunan action plan program pariwisata secara terpadu; saling tukar informasi untuk pengembangan infrastruktur dan fasiltas terkait lainnya pada destinasi wisata di 33 kabupaten/kota  di Sumut, serta upaya promosi bersama dengan dukungan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Lur Negeri termasuk Perwakilan RI di Luar Negeri.