“Laut Indonesia menghadapi masalah serius karena setiap tahun setidaknya 12,7 juta metrik ton sampah plastik di buang ke laut. Sampah plastik tidak hanya mencemari lautan, tapi juga membahayakan kelangsungan semua makhluk hidup” ujar Duta Besar Foster Gultom yang mewakili Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Duta Besar Jose Tavares pada saat membuka “ASEAN Marine Environmental Protections Conference and Exhibition” di Bali pada tanggal 22 November 2018.

Lebih lanjut ditambahkan bahwa “Sekitar 80% sampah plastik di laut berasal dari daratan dan disebabkan oleh pengelolaan sampah yang kurang efektif dan perilaku buruk dari masyarakat pesisir dalam menangani sampah plastik, Polusi laut akibat sampah plastik selain berdampak buruk terhadap lingkungan juga merugikan dari sisi ekonomi karena pendapatan dari sektor kelautan pasti menurun”.

Mewakili Gubernur Provinsi Bali, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Ir. Made Gunaja M.Si, menyatakan bahwa “Upaya pelestarian pesisir dan laut sesungguhnya telah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Bali yang dikenal dengan “Nyegara Gunung” karena itu kita diharapkan  memperlakukan alam dengan baik dan penuh tanggung jawab”.

Kegiatan konferensi dan eksibisi selama dua hari diadakan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN bekerja sama dengan Universitas Udayana. Pada hari pertama, dihadapan sekitar 186 mahasiswa Universitas Udayana, narasumber yang berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, Universitas Udayana, dan tiga pelaku usaha ramah lingkungan memberikan paparan dengan tema:

  • Kondisi Lingkungan Kelautan Indonesia: Sampah Laut sebagai Ancaman Nasional.
  • Upaya Penanganan Isu Pengelolaan Lingkungan Kelautan
  • Pendekatan Lintas Pemangku Kepentingan: Pengelolaan Laut yang Berkelanjutan.

Adapun dua kegiatan utama yang dilaksanakan pada hari ke-dua pada tanggal 23 November 2018 yaitu:

  • “Inspirational Youth Talks” dengan menghadirkan Melati Wijsen dari program Bye-Bye Plastic dan Achmad Fatoni Wibowo, Duta Muda ASEAN – Indonesia 2017.
  • Pemaparan dan penentuan Marine Environmental Innovations Ideas terbaik dari lima peserta asal Provinsi Bali.

Selain menyampaikan paparan dan sharing ideas, tiga perusahaan ramah lingkungan juga turut menampilkan barang-barang produksinya yaitu:

  • EcoBali Recycling: suatu usaha yang terbentuk sebagai respon permasalahan pengelolaan sampah.
  • Avani Eco: perusahaan lokal yang memproduksi barang-barang ramah lingkungan.
  • Kioski Gallery: perusahaan furnitur yang menggunakan limbah kayu yang dikumpulkan di pantai sebagai bahan dasar pembuatan furniturnya.

Seluruh peserta berpartisipasi aktif dalam konferensi dan antusias mengunjungi booth ketiga perusahaan ramah lingkungan tersebut. Terdapat juga booth ASEAN Corner yang memberikan informasi seputar ASEAN dengan memberikan bahan-bahan publikasi terkait dan interaksi berupa kuis mengenai ASEAN dengan berbagai hadiah merchandise.

[Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN]