Singapura: Indonesia secara resmi mengakhiri tugas sebagai Negara Koordinator kemitraan ASEAN-Selandia Baru pada pertemuan tingkat menteri ASEAN-Selandia Baru di Singapura(2/8).

Kemitraan ASEAN-Selandia Baru selama tiga tahun terakhir telah mencapai kemajuan yang sangat signifikan", demikian inti Pernyataan Bersama ASEAN yang disampaikan Menlu RI pada Post Ministerial Conference (PMC) +1 Session with New Zealand di Singapura (2/8). Indonesia sebagai Negara Koordinator Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Selandia Baru periode 2015-2018 memimpin Pertemuan ini bersama Selandia Baru.

Kemajuan yang patut dicatat antara lain meningkatnya status kemitraan pada tahun 2015 dari Kemitraan Komprehensif menjadi Kemitraan Strategis yang merupakan level kemitraan eksternal ASEAN tertinggi. Selain itu, implementasi Rencana Aksi (Plan of Action) untuk tahun 2016-2020 telah mencapai 55 dari total 59 rencana aksi atau mencapai atau sekitar 93,22%. Selandia Baru dan Indonesia juga bersama-sama memimpin Konferensi EAS untuk memberantas masalah sampah plastik laut, di Bali pada September 2017 lalu.

Kerja Sama ASEAN-Selandia Baru di bidang pendidikan dan people-to-people contacts terus menjadi motor utama. Selandia Baru meningkatkan jumlah penerima beasiswa New Zealand ASEAN Scholarships dari 178 menjadi 225 penerima tiap tahunnya. Selandia Baru juga memberikan beasiswa Short Term Training Scholarship bagi 120 penerima tiap tahunnya, untuk bidang pertanian, penanggulangan bencana, kepemimpinan sektor publik, dan energi terbarukan. Pelatihan Bahasa Inggris bagi pejabat publik (English Language Training for Officials).

Selanjutnya, mengantisipasi dampak buruk trend proteksionisme dan perang dagang, ASEAN-Selandia Baru harus dapat memanfaatkan mekanisme perdagangan bebas yang telah ada dan paling maju yang dimiliki ASEAN, yaitu ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA) dengan tingkat pembebasan tarif atas barang (liberalisasi) mencapai 93,5%.

Kerja sama ekonomi tersebut memiliki nilai strategis, sehingga dapat menjadi contoh bahwa kerja sama ekonomi dapat saling menguntungkan. ASEAN-Selandia Baru dapat menjadi lokomotif sistem perdagangan bebas yang terbuka dan adil di kawasan. Saat ini keduanya sepakat perlunya menyelesaikan negosiasi perjanjian perdagangan bebas RCEP tahun ini dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi kawasan dan memberikan sinyal positif bagi sistem perdagangan multilateralisme.

Ke depan, ASEAN dan Selandia Baru sepakat untuk memperkuat kerjasama di berbagai bidang, seperti energi terbarukan dan peningkatan konektivitas lewat kerja sama penerbangan. Selain itu, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat ASEAN dalam berbagai proyek kemitraan ASEAN-Selandia Baru, akan didorong pembentukan ASEAN-New Zealand Cooperation Fund yang dikelola Sekretariat ASEAN. Selandia Baru juga kembali mendukung inisiatif Indonesia atas EAS Leaders' Statement on Combating Marine Plastic Debris yang akan diadopsi pada KTT ASEAN bulan November 2018. Leaders' Statement tersebut diharapkan menjadi pendorong penyusunan Regional Plan of Action (RPOA) on Combating Marine Plastic Debris

Selandia Baru menjadi Mitra Wicara ASEAN pada tahun 1975. Pada tahun 2010, ASEAN dan Selandia Baru menyelenggarakan KTT Peringatan 35 Tahun Kemitraan di Ha Noi, Viet Nam, sekaligus menyepakati status baru kemitraannya, Comperehensive Partnership. Pada tahun 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia, ASEAN-Selandia Baru menyelenggarakan KTT Peringatan 40 Tahun Kemitraan dan sepakat menaikkan status kemitraannya menjadi Strategic Partnership. ASEAN dan Selandia Baru juga akan mempersiapkan pelaksanaan KTT Peringatan 45 Tahun Kemitraan pada tahun 2020.(Dit. Kerja Sama Eksternal ASEAN- Kemlu)