Indonesia bersama Rusia menjadi ketua bersama (co-chairs) pertemuan ASEAN Regional Forum tentang Penanggulangan Terorisme dan Kejahatan Transnasional ke-16 (16th ARF ISM on CTTC). Pertemuan ARF ISM on CTTC merupakan platform penting bagi 27 negara/entitas regional peserta ARF untuk menjawab tantangan keamanan non-tradisional di kawasan.

Pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 21-22 Maret 2019 di Bali, Indonesia oleh BNPT dan Kemlu RI ini merupakan hasil dari tindak lanjut kesepakatan Pertemuan Tingkat Menteri ke-25 ASEAN Regional Forum (ARF) tahun 2018 di Singapura. Pertemuan ARF ISM on CTTC diselenggarakan selama 2 (dua) hari dan dihadiri oleh 27 Negara yang terdiri dari 10 Negara Anggota ASEAN, 10 Negara Mitra Dialog ASEAN dan 7 Negara-negara di luar Mitra Dialog.

Mengawali pertemuan, Kapolda Bali dan Deputi Bidang Politik Luar Negeri, Kemenko Polhukam menyampaikan Opening dan Keynote Remarks. Hal-hal utama yang disampaikan oleh Deputi Bidang Polugri Kemenko Polhukam pada pertemuan tersebut, antara lain: (a) perlu adanya kerja sama yang terintegrasi dan terkoordinasi dalam upaya memberantas obat-obatan terlarang dan perdagangan orang, (b) perlu pendekatan yang menyeluruh dengan melibatkan perempuan dan pemuda dalam penanggulangan radikalisme dan kejahatan ekstremisme, dan (c) adanya urgensi untuk memperbarui ARF CTTC Workplan untuk memenuhi rencana aksi yang belum terimplementasi dari Hanoi Plan of Action.

Pertemuan membahas efektivitas kerja sama keamanan regional yang sudah ada dan upaya peningkatannya dalam mengatasi isu terorisme dan kejahatan lintas negara seperti illicit drugs, trafficking in persons dan radikalisme/violent extremism. Sebagai ketua bersama, Indonesia mengusung isu Counter Violent Extremism (CVE) sebagai tema utama pertemuan. Terkait hal ini, Indonesia mengajukan draft dokumen ARF Statement on Preventing and Countering Violent Extremism Conducive to Terrorism untuk dibahas dan diharapkan dapat disahkan di Pertemuan Tingkat Menteri ARF ke-26 di Thailand, Agustus 2019.

Sejak pembentukan ARF ISM on CTTC, Indonesia senantiasa memegang peranan penting dalam mendorong kerjasama CTTC di ARF, terlihat dari perannya sebagai co-chair ARF ISM on CTTC pada tahun intersesi 2007-2008 bersama India, 2013-2014 bersama New Zealand, dan 2015-2017 bersama India. Pada 15th ARF ISM on CTTC yang diselenggarakan di Semarang pada tanggal 6-7 April 2017, pembahasan difokuskan untuk mendorong dialog dan penguatan kerja sama pemberantasan terorisme dan kejahatan lintas negara yang terjadi di laut serta penanganan isu perdagangan manusia. Upaya Indonesia dalam isu penanganan isu terorisme dan dan kejahatan lintas negara di ARF ISM on CTTC ini melengkapi upaya yang juga dijalankan di  mekanisme lainnya di ASEAN seperti ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC)/SOMTC dan ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM)/ADMM-Plus. (Sumber: Direktorat Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN dan BNPT)