Indonesia, yang diwakili Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu, Jose Tavares, menekankan pentingnya peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan ekonomi negara-negara anggota ASEAN dan mengajak Kanada untuk meningkatkan inovasi digital bagi UMKM ASEAN. Dalam kaitan ini, Kanada melalui Canada-OECD Project on ASEAN SMEs senilai 12 juta CAD akan terus membantu memberdayakan UMKM di negara-negara anggota ASEAN serta menyusun berbagai kebijakan dan program yang kondusif mendorong UMKM ASEAN masuk dalam rantai pasokan global.

Hal ini tercermin dalam Pertemuan Ke-14 ASEAN-Canada Dialogue yang diselenggarakan di Ottawa, Kanada, pada tanggal 8 Mei 2017. Kemitraan ASEAN-Kanada yang tahun ini berusia 40 tahun, kedepannya disepakati kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan serta pemajuan HAM.

Dalam Pertemuan tersebut, Indonesia, mewakili ASEAN, juga menyambut baik inisiatif Kanada untuk menjajaki potensi dibentuknya Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-Kanada di masa depan. Hal ini mengingat ASEAN merupakan mitra dagang terbesar ke-6 bagi Kanada dan nilai investasi Kanada ke ASEAN sebesar 898 juta USD yang terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya

"Saat ini sedang dilakukan studi awal (preliminary study) oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) bersama pakar-pakar Kanada untuk studi kelayakan FTA ASEAN-Kanada" papar Tavares. "Hasil studi ini akan disampaikan pada Pertemuan pejabat senior bidang ekonomi (SEOM) ASEAN-Kanada pada awal Juli 2017 dan diharapkan dapat disepakati tahun ini" lanjut Tavares.

Menanggapi isu kerja sama HAM yang diangkat Kanada, Indonesia menggarisbawahi  upaya pemajuan dan perlindungan HAM yang menjadi komitmen bersama ASEAN dan Kanada. "ASEAN melihat Kanada sebagai mitra penting dalam mempromosikan HAM dan demokrasi di kawasan. ASEAN dan Kanada memiliki kesamaan pandangan dan  menaruh perhatian besar terhadap isu kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, perdagangan orang, serta perlindungan pekerja migran," jelas Tavares.

"Upaya ASEAN memajukan dan melindungi hak-hak pekerja migran ASEAN diapresiasi Kanada yang direalisasikan melalui proyek senilai 5,5 juta CAD untuk mendukung dan melindungi hak-hak pekerja migran ASEAN sebagai implementasi pernyataan Perdana Menteri Justin Trudeau pada bulan September 2016 lalu," ujar Assistant Deputy Minister Asia-Pacific, Dr. Donald Bobiash, Ketua Delegasi Kanada yang juga mantan Dubes Kanada di Jakarta.

Selain isu-isu di atas, Pertemuan Ke-14 ASEAN-Canada Dialogue membahas pula berbagai bidang penguatan kerja sama antara ASEAN dan Kanada, seperti lingkungan ekonomi global, kontra-terosrisme/ekstremisme dan radikalisasi, konektivitas, perubahan iklim dan mitigasi bencana, serta rangkaian kegiatan untuk memperingati 40 tahun kemitraan ASEAN-Kanada, termasuk undangan kepada PM Kanada Justin Trudeau pada KTT ASEAN mendatang.

Kerja sama kemitraan antara ASEAN dan Kanada telah dimulai sejak tahun 1977 dan saat ini berstatus enhanced partnership, setingkat dibawah "strategic partnership", yang merupakan tingkat tertinggi dalam strata kemitraan di ASEAN.

"Kanada menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama kemitraan ASEAN-Kanada yang telah berjalan dengan sangat baik selama 40 tahun dan berharap status kemitraan Kanada dapat terus ditingkatkan di masa mendatang" tutup Dr Bobiash.

Dialog ASEAN-Kanada 2017 dipimpin bersama Kanada serta Filipina sebagai Koordinator kemitraan ASEAN-Kanada. Untuk merayakan 40 tahun kemitraan ASEAN-Kanada ini Kanada membuat logo khusus yang sayembara terbukanya dimenangkan oleh peserta Indonesia, Adi Kurnia, asal Jember.
(Sumber: Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN)