Jakarta (ANTARA) - Xenofobia dan islamofobia adalah dua di antara sejumlah temuan Komisi Antarpemerintah ASEAN urusan HAM (AICHR) terkait masa pandemi COVID-19 di negara-negara kawasan Asia Tenggara.

Yuyun Wahyuningrum, perwakilan Indonesia untuk AICHR, menyampaikan hasil kajian lembaganya selama Februari hingga April dalam webinar Talking ASEAN yang disiarkan langsung di kanal Youtube The Habibie Center, Rabu.

"Kami mencatat sejumlah kasus xenofobia (ketakutan akan orang asing) terhadap orang-orang China, seperti turis, tamu, pengunjung, pelajar, imigran," kata Yuyun.

Dia menambahkan, "Stigma, ujaran kebencian dan rasis terhadap masyarakat Tionghoa yang dianggap sebagai pembawa dan sumber virus, juga terhadap mereka yang mirip dengan Tionghoa terjadi pada Februari."

Di bulan Maret, xenofobia terhadap orang China, masyarakat Tionghoa, atau mereka yang secara fisik mirip dengan orang China masih berlanjut dengan bentuk semacam gangguan.

"Kami juga menemukan kasus penyerangan islamofobia terhadap orang-orang yang ikut serta dalam kegiatan tablig akbar di Kuala Lumpur, Malaysia, dan komentar di media sosial bahwa masyarakat Muslim harus dipenjara karena mereka membawa virus," ucap Yuyun.

Aksi persekusi juga terjadi pada mereka yang melanggar imbauan tinggal di dalam rumah dan orang yang mengkritik kebijakan pemerintah terkait penanganan pandemi COVID-19 di media sosial.

Selengkapnya Antara News