TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB menyatakan khawatir akan bencana hak asasi manusia yang lebih besar terjadi di Myanmar. PBB menerima laporan ribuan tentara berkumpul di utara Myanmar.

Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar Tom Andrews mengatakan telah menerima informasi bahwa puluhan ribu tentara dan senjata berat sedang dipindahkan ke daerah bergolak di Myanmar utara dan barat laut.

Temuan itu menunjukkan bahwa pemerintah militer kemungkinan terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan dan perang. “Kita semua terutama orang-orang di Myanmar harus siap untuk kejahatan kekejaman massal yang lebih banyak lagi. Saya sangat berharap bahwa saya salah,” kata Andrews dalam laporannya Jumat lalu.

Lebih dari 1.100 warga sipil tewas dalam tindakan keras berdarah di Myanmar akibat perbedaan pendapat. Lebih dari dari 8.000 orang telah ditangkap sejak kudeta militer pada Februari lalu.