​Singapura, 23 November 2024.

Bagaimana menjamin bahwa Keketuaan Indonesia di ASEAN dapat memperkuat relevansi ASEAN bagi kawasan dan masyarakat ASEAN? Bagaimana ASEAN harus beradaptasi? Apakah ASEAN penting? Apakah ASEAN terbukti relevan bagi rakyat yang dilayani? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi sebagian pemicu diskusi mengenai Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2023 pada 22 November 2023 di KBRI Singapura.

Beberapa hal mengemuka dalam diskusi, antara lain, adanya konsensus yang solid mengenai pentingnya ASEAN menjadi proaktif dan responsif terhadap tantangan geopolitik maupun ekonomi dan pembangunan. ASEAN juga tetap penting (“matters") secara ekonomi maupun politik, dan dengan segala tantangan yang dihadapi, terutama terkait Myanmar. Sementara itu, relevansi ASEAN dipandang tergantung dari independensi dan netralitas ASEAN dalam merespon tantangan geopolitik global.

Diskusi yang dimoderatori oleh Aaron Connelly dari IISS ini menghadirkan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidarto Suryodipuro, Ambassador-At-Large Kemlu Singapura – Professor Tommy Koh, dan Koordinator ASEAN Studies Centre  ISEAS – Yusof Ishak Institute – Sharon Seah. Dalam sambutan pembukaan, Duta Besar RI Singapura Suryo Pratomo menyampaikan bahwa tujuan dari penyelenggaraan diskusi tersebut adalah untuk diseminasi hasil Keketuaan Indonesia di ASEAN sekaligus mengidentifikasi dan merespon peluang dan tantangan yang akan dihadapi ASEAN di masa depan agar tetap relevan bagi rakyat ASEAN dan kawasan.

Acara diskusi yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri oleh tiga belas Duta Besar negara anggota ASEAN dan Mitra Dialog, Mitra Dialog Sektoral, dan Mitra Pembangunan ASEAN, perwakilan Kementerian Luar Negeri Singapura, peneliti dari ISEAS – Yusof Ishak Institute, RSIS, SIIA, dan Centre for Humanitarian Dialogue, serta korps diplomatik dari negara anggota ASEAN dan Mitra Eksternal ASEAN.

Sumber: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia