RMOLJateng. Tur Menteri Luar Negeri China, Wang Yi ke empat negara Asia Tenggara yang dimulai dengan Kamboja pada Minggu (11/10) tampaknya membawa agenda yang sangat besar.

Kementerian Luar Negeri Kamboja menyatakan, Wang akan bertemu dengan Perdana Menteri Hun Sen, Wakil Perdana Menteri Hor Namhong, dan Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn.

Kunjungan Wang ke Kamboja tampaknya dilakukan untuk menjaga hubungan baik menjelang keketuan Phnom Penh di ASEAN pada 2022.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Pannasastra Kamboja, Sun Kim menyebut, saat ini China dan Amerika Serikat (AS) semakin aktif menekan pengaruh mereka menjelang kepemimpinan Kamboja di ASEAN.

Kunjungan Wang sendiri berfungsi untuk meyakinkan sekutu terdekat Beijing di Asia Tenggara itu tentang dukungan ekonomi dan politik yang berkelanjutan. Khususnya ketika AS menggalakkan pendekatan "wortel dan tongkat".

"Dengan kunjungan ini, (Wang Yi) ingin menegaskan kembali bahwa China tetap berpengaruh dan dalam posisi penting untuk mendukung Kamboja, wilayah Mekong dan ASEAN, yang menentang blokade dan pemisahan dari AS di semua lini," kata Sun Kim, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Pengaruh ASEAN sendiri sangat penting bagi China yang saat ini tengah menghadapi sengketa di Laut China Selatan dengan beberapa anggota organisasi kawasan tersebut.

Selengkapnya RMOL Jateng