JAKARTA - Negara-negara di kawasan Asia Tenggara perlu meningkatkan kemampuan dan menyiapkan kolaborasi bersama untuk menjadi basis manufaktur terdepan di Asia. Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam diskusi panel World Economic Forum (WEF) on ASEAN di Hanoi, Vietnam.

Forum yang dihadiri lebih dari 1.200 peserta yang meliputi pemimpin bisnis, kepala negara, menteri serta akademisi itu mendiskusikan dan pandangan mengenai masa depan, khususnya tentang Industri 4.0. Tema yang diusung adalah "ASEAN 4.0: Entrepreneurship and the Fourth Industrial Revolution".

"Ke depan itu bukan lagi persoalan kekuatan masing-masing, tetapi lebih kepada kerja sama antara negara anggota ASEAN yang saling menguntungkan," kata Airlangga dalam siaran pers, Jumat (14/9/2018).

Menperin menyebutkan, ada beberapa strategi yang perlu dilakukan negara-negara ASEAN supaya industri manufakturnya berdaya saing global. Strategi itu antara lain meningkatkan kapabilitas manufaktur dan membuat kebijakan untuk menarik investasi. Selanjutnya, mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan keterampilan pekerja dalam menanganinya. 

Airalngga menilai, tenaga kerja yang berketerampilan tinggi akan menjadi kunci kesuksesan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Selain itu, imbuh dia, yang perlu diperhatkan adalah industri kecil dan menengah (IKM) ikut berpartisipasi dalam transformasi tersebut.