CIKAMPEK, KOMPAS.com - Di masa kini, tantangan bagi dunia pertanian Indonesia adalah tingginya permintaan akan pangan berkualitas. "Untuk mendapatkan pangan berkualitas, pengelolaan tanaman mulai dari bibit harus berkualitas pula," kata Country Head Syngenta Indonesia Parveen Kathuria pada Rabu (14/3/2018).

Dalam kesempatan itu, Parveen yang mendampingi ASEAN Territory Head Syngenta Alex Berskovskly meluncurkan herbisida pengendali gulma tanaman pangan, Apiro. Parveen membeberkan, pengendalian gulma sebagaimana riset pihaknya adalah pekerjaan yang berat, melelahkan, dan memakan biaya. "Ada 30 persen dari total petani di Indonesia mengendalikan gulma dengan cara mencabut dengan tangan," ujar Praveen. 

Saat ini, sebagaimana warta Kompas.com, per 2015, populasi petani di Indonesia mencapai 27 juta orang.  Catatan yang dikutip Parveen, antara lain CropLife Asia, menunjukkan bahwa gulma menjadi sumber kerugian ekonomis bagi petani. Angkanya mencapai 75,6 juta dollar AS per tahun. Gulma menyebabkan kehilangan hasil produksi pertanian dunia hingga 40 persen.