REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, mengatakan, Indonesia berhasil menduduki posisi tertinggi untuk jumlah publikasi internasional dan paten di ASEAN pada 2018. Selain itu, Indonesia mampu melampaui target pertumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Nasir menyatakan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan LPNK mengalami kemajuan luar biasa dalam riset. "Pada 2013, publikasi riset kita ada di nomor 4," ujarnya, Senin (14/10).
Pada 1994, kata dia, Indonesia tidak pernah di nomor 3, selalu nomor 4. "Dengan adanya kebijakan, maka kemajuan kita luar biasa. Sekarang kita di peringkat pertama. Dalam hal paten juga sama, selalu nomor 4, alhamdulillah di 2018 kita sudah nomor 1 di ASEAN," kata Nasir.
Pencapaian itu signifikan karena pada 2013 sampai 2016, Indonesia tidak pernah masuk tiga besar untuk jumlah publikasi internasional di Asia Tenggara.
Jumlah publikasi internasional milik Indonesia tiap tahun bertambah yakni menjadi 5.303 publikasi pada 2013, 6.694 publikasi pada 2014, 8.263 publikasi pada 2015, 12.295 publikasi pada 2016, 20.239 publikasi pada 2017, dan 34.007 publikasi pada 2018.
Selengkapnya Republika
