Bisnis.com, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero), pengelola bandara di tengah dan timur Indonesia, terus meningkatkan kapasitas dan pembaruan sistem bandara dalam menghadapi ASEAN Single Aviation Market (SAM) atau Pasar Tunggal Penerbangan ASEAN.

Vice President Finance Angkasa Pura (AP) I Eppy Dhanianto Wibowo mengatakan momentum ASEAN SAM bisa dijadikan sebagai latihan untuk menghadapi tantangan global. Dalam dua tahun terakhir, hampir Rp30 triliun sudah digelontorkan untuk pengembangan bandara.

"Tahun ini, bandara di Semarang, Yogyakarta, dan Banjarmasin menjadi konsentrasi. Selanjutnya, Surabaya dan Makassar akan dikembangkan," paparnya dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan Bisnis, Rabu (25/7/2018).

Dhanianto menambahkan ekspansi pengelolaan juga diperluas ke bandara di bawah pengelolaan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Selama ini, skema yang dilakukan masih sebatas pola kerja sama pemanfaatan.

Pihaknya menuturkan upaya lain yang dilaksanakan adalah meningkatkan sinergi dengan pemangku kepentingan lain melalui sistem Airport Operation Control Center(AOCC) guna memaksimalkan layanan atas utilitas bandara.

Tahun ini, lanjutnya, AOCC akan diterapkan di sepuluh bandara. Sistem tersebut hanya merupakan bentuk fisik dari kolaborasi yang selama ini sebenarnya sudah dilakukan. ASEAN SAM adalah kebijakan penerbangan regional yang ditunjukkan pada pembentukan pasar penerbangan terpadu di kawasan Asia Tenggara sejak 2015. Kebijakan tersebut dirancang untuk mewujudkan liberalisasi penuh terhadap perjalanan udara antar negara ASEAN.

Bisnis mengadakan FGD dengan tema Mencari Solusi atas Hambatan Teknis dan Internal dalam Implementasi ASEAN SAM dengan mengundang sejumlah narasumber pemangku kepentingan penerbangan dari regulator, operator, asosiasi, hingga akademisi.