REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – The 1st Internasional Conference on Religion and Education (INCRE) yang dihadiri tokoh agama dan akademisi telah ditutup dan menghasilkan rekomendasi pada Kamis (10/10). Rencananya INCRE kedua, ketiga dan seterusnya akan diselenggarakan di negara-negara ASEAN setiap tahun.

Koordinator Kegiatan INCRE, Muhamad Murtadlo, mengatakan di hari terakhir konferensi muncul gagasan dari peserta untuk menyelenggarakan INCRE di negara-negara ASEAN. Mereka berharap INCRE kedua, ketiga, dan seterusnya dapat diselenggarakan di negara mereka.

"Delegasi dari negara-negara lain yang menjadi peserta INCRE menyampaikan akan membicarakan tentang rencana menyelenggarakan INCRE di negara mereka," kata Murtadlo kepada Republika.co.id usai penutupan INCRE di Hotel Santika Bintaro, Kamis (10/10). 

Dia menginformasikan, delegasi dari Brunei Darussalam yakni Haji Norarfan Bin Haji Zainal telah menyatakan siap menjadi tuan rumah di tahun depan. Rektor Sultan Sharif Ali Islamic University (UNISSA) ini menyampaikan bahwa negaranya siap menyelenggarakan INCRE kedua.      

Sementara, peserta INCRE dari Singapura, Timor Leste dan Laos menyampaikan ingin menjadi penyelenggara INCRE. Tapi mereka harus berkomunikasi dulu dengan otoritas di negara mereka masing-masing. "Baru Brunei Darussalam yang menyampaikan siap jadi tuan rumah," ujarnya.  Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan pada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag), Amsal Bakhtiar, menyampaikan rencana menyelenggarakan INCRE di negara lain sangat bagus. Sejak 2010 pihaknya telah menjadi tuan rumah pertemuan tokoh agama dan akademisi. Maka di tahun yang akan datang giliran negara lain yang menjadi tuan rumah.

Selengkapnya Republika