Jakarta (ANTARA) - Negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa  Asia Tenggara (ASEAN) diyakini akan menjadi salah satu pusat rantai barang dunia (global value chain) pada 2030, demikian salah satu isi seminar bertajuk The Importance of ASEAN Centrality, yang diadakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Kamis.

"Terkait dengan transisi kawasan strategis pada 2020-2030 atau 10 tahun dari sekarang, ASEAN akan sepenuhnya jadi salah satu basis rantai pasok barang dunia," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Siswo Pramono, saat menyampaikan paparan saat sesi seminar virtual.

Ia menjelaskan prediksi itu didasari oleh sejumlah catatan, salah satunya, tren pemindahan tempat usaha atau relokasi sejumlah pabrik asal Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang dari China ke negara-negara ASEAN. Bahkan, beberapa perusahaan China juga memindahkan usahanya dari negaranya ke Asia Tenggara.

"Kami memiliki bukti pelaku usaha dunia merespon ASEAN dengan positif, salah satunya terlihat dari rencana relokasi industri dari China, itu jadi contoh konkret para pengusaha saat ini berpindah dari China ke ASEAN. Pertanyaannya, apakah perusahaan itu akan memindahkan usahanya ke ASEAN jika mereka tidak mendapatkan jaminan (ASEAN) akan menjamin kebebasan, netralitas, dan keamanan, yang mereka lihat, konsistensi untuk tetap netral," terang Siswo.
 

Selengkapnya Antara News