CIREBON - Kesiapan Pusat Teknologi Pemanfaatan Batubara milik Badan Libang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagai lokasi Coal Centre ASEAN terus dikaji.

Hari ini, empat perwakilan tim dari ASEAN Centre for Energy (ACE) mengunjungi lokasi Pusat Teknologi Pemanfaatan Batubara di Palimanan, Jawa Barat. Kunjungan tim ACE diterima langsung oleh kepala Bidang Program Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang Tekmira), Retno Wijayanti.

Retno mengungkapkan, selain untuk menilai kesiapan Pusat Teknologi Pemanfaatan Batubara di Palimanan sebagai lokasi Coal Centre ASEAN, kunjungan ini juga sebagai masukan kepada tim ACE dalam penyiapan proposal pencarian pendanaan pembangunan Coal Centre of Excellence (CCOE).

"Pertemuan kita hari ini adalah untuk membahas kemungkinan pusat ini menjadi Coal Centre ASEAN. Usulan ini, telah dipresentasikan dalam pertemuan ASEAN Forum On Coal (AFOC) tahunan di Jakarta pada tahun 2017. TOR (Term of Reference) juga telah dikirim ke ACE melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba)," jelas Retno.

Pemilihan Pusat Teknologi Pemanfaatan Batubara di Palimanan sebagai Coal Centre ASEAN dinilai tepat karena beberapa keunggulan, di antaranya lokasi yang strategis dan kemudahan memperoleh kebutuhan batubara. Faktor inilah yang semakin mendorong ACE untuk segera merealisasikan pembentukan Coal Centre ASEAN.

"Pusat Teknologi Pemanfaatan Batubara ini didirikan tahun 2000 dan dipilih karena lokasinya yang strategis berada diantara Bandung dan Jakarta serta memiliki terminal pelabuhan sehingga akses dan kebutuhan batubara dapat mudah diperoleh," kata Retno Wijayanti.

 

Selengkapnya: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI