Kupang, NTT: Melalui kegiatan penyampaian saran kebijakan dan bimbingan teknis bertema “Pemanfaatan Digital Economy Guna Menunjang UMKM Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN", di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Kementerian Luar Negeri c.q. Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Koperasidan UKM serta Pemprov NTT mendorong 40 pelaku UMKM NTT memanfaatkan teknologi mobile untuk memasarkan produk mereka di Pasar ASEAN.(01/8)

Kegiatan bimbingan teknis dilakukan oleh Shopee Indonesia, yakni perusahaan start-up mobile-platform pertama di Asia Tenggara (Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam) dan Taiwan yang men​awarkan transaksi jual beli online via mobile. Shopee Indonesia memberikan bimbingan teknis berupa edukasi dan pemahaman cara mengambil gambar produk agar terlihat menarik dan bernilai jual, bagaimana menggunakan aplikasi market place online untuk mengembangkan bisnisnya, dsb.

Dalam sambutan singkat Pejabat Gubernur NTT Robert Simbolon yang dibacakan Asisten Gubernur Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Alexander Sena, disebutkan bahwa Pemda NTT sangat mendukung penuh penggunaan digital econmy oleh UMKM, khususnya memanfaatkan Pasar ASEAN, mengingat sektor ini sangat strategis karena merupakan kekuatan lokal dan tahan krisis serta pelakunya dapat memperoleh keuntungan pasar yang global.

Sedangkan Direktur Kerja Sama ASEAN Ade Petranto menggarisbawahi bahwa sektor UMKM dapat menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di NTT, yang diberkahi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat potensial menarik manfaat ekonomis dari keberadaan MEA. Pemanfaatan itu dapat dilakukan antara lain dengan digital economy, yang perlu dipelajari bersama oleh pelaku UMKM untuk menembus pasar MEA.

Sementara itu, Asisten Deputi Pertanian dan Perkebunan, Kemenkop dan UKM Victoria br. Simanungkalit menyatakan bahwa sudah saatnya UMKM masuk era digital karena pelaku UMKM dapat mempromosikan sekaligus menjual produknya secara global. Apalagi lebih dari 630 juta penduduk ASEAN sendiri adalah peluang pasar yang sangat besar. Victoria berpesan produk UMKM NTT harus unik sehingga dapat bernilai tinggi karena produknya tidak dapat dibandingkan dengan produk lainnya, misalnya pewarna tenun dari cairan cumi-cumi yang sangat khas.

Sedangkan Kabid UKM Dinas Koperasi dan UKM NTT, Jainul A. Lepa Ratu menambahkan bahwa Dinas Koperasi dan UKM siap memfasilitasi perizinan dan pemberdayaan pelaku UMKM melalui pelatihan-pelatihan. Disampaikan pula potensi UMKM di NTT sangat beragam dan khas, antara lain sapi, daun kelor, tenun, ikan, kerajinan tangan, madu, kopi, dll.

Pemprov NTT mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk perhatian Pemerintah Pusat terhadap pengembangan UMKM di NTT dan bimtek yang dilaksanakan ini telah membuka jalan bagi kemajuan UMKM di NTT​. (Sumber: Dit. KSEA Kemlu)

Selengkapnya: Kementerian Luar Negeri RI