Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan selaku focal point kerja sama energi ASEAN menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Challenges & Opportunities in ASEAN Energy Cooperation" pada 26-28 November 2017 di Hotel Salak Heritage, Bogor. Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Alihuddin Sitompul dalam sambutannya menyampaikan bahwa FGD ini dimaksudkan sebagai sarana untuk menyatukan pandangan dan perspektif Indonesia terhadap tantangan dan kesempatan yang dapat dimaksimalkan oleh Indonesia pada kerja sama energi di kawasan regional ASEAN.

"Harapan kita di dalam forum-forum seperti ini, kawan-kawan di working group dapat duduk di sini dan menyampaikan berbagai masalah yang perlu dibicarakan di tingkat nasional," ujar Alihuddin. Salah satu yang disoroti Alihuddin adalah mengenai sertifikasi di ASEAN. Dia lalu mencontohkan sertifikasi tenaga ahli konservasi energi yang berpusat di Thailand.

"Jadi untuk bisa mendapatkan ahli konservasi ASEAN, harus mendapat sertifikasi dari Thailand. Kalau nanti ahli konservasi Indonesia tidak mendapatkan sertifikat ahli konservasi dari Thailand, kita tidak akan bisa menjadi expert di Manila, Laos, dan lainnya. Ini harus kita siasati. Kalau ini tidak kita sikapi, maka pasar-pasar akan dikuasi oleh orang-orang yang sudah disertifikasi di ASEAN," Alihuddin menjelaskan. Untuk itu, diperlukan strategi agar sumber daya manusia (SDM) Indonesia dapat bersaing di level ASEAN.

"Kita harus menguasai SDM. Untuk menguasai SDM, kita harus melihat peta kekuatan SDM kita dan apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas agar kita bisa bermain di ASEAN," ungkapnya.

Selengkapnya: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI