Da Nang, Vietnam – Penyelenggaraan ASEAN Maritime Forum ke-9 (AMF) dan Expanded- ASEAN Maritime Forum ke-7 (EAMF) telah dilaksanakan pada 5-6 Desember 2019 dengan Vietnam sebagai tuan rumah pertemuan.

Kerja sama maritim merupakan prioritas utama dalam ASEAN dan kemitraannya dengan negara-negara mitra wicara. Sebagai forum dialog, AMF bertujuan untuk mendorong kerja sama maritim dengen mengembangkan pemahaman bersama mengenai isu maritim kawasan dan global, dan sebagai upaya dari Confidence Building Measures (CBM) dan Preventive Diplomacy (PD).

Agenda utama AMF ke-9 dan EAMF ke-7 kali ini membahas hal-hal berkaitan dengan kerja sama keamanan maritim, pemberantasan ilegal fishing, meningkatkan perlindungan lingkungan laut dan penanganan sampah plastik di laut. Pembahasan isu-isu maritim di AMF dilakukan dalam bentuk penyampaian pandangan (exchange of views) dan diskusi.

Melihat kompleksitas situasi laut dan tatanan hukum yang berlaku di kawasan, negara anggota ASEAN melakukan review beberapa aktivitas kerja sama maritim di ASEAN, antara lain mendiskusikan 25 tahun entry into force UNCLOS 1982, membahas perkembangan isu maritim di kawasan, serta melihat prospek kerja sama EAMF ke depan.

Pada pertemuan ini, Indonesia dipimpin oleh Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN, Chery Sidharta, dengan anggota delegasi dari Ditjen Kerja Sama ASEAN, TNI Angkatan Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kemenko Polhukam. Sejumlah inisiatif Indonesia untuk meningkatkan kerja sama kemaritiman diungkapkan dalam pertemuan AMF-EAMF ini. “ASEAN-WEF on Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum akan menjadi wahana pertukaran informasi dan kerja sama konkret diantara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik dalam rangka pembangunan infrastruktur dan konektivitas,” demikian tutur Direktur Kerja Sama Polkam ASEAN saat menjelaskan rencana ASEAN-WEF on Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum yang akan dihelat pada Juli 2020 di Jakarta. Indonesia pun mendapatkan apresiasi dari negara mitra wicara dan wacana kegiatan ini akan menjadi tindak lanjut implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific.

Inisiatif lain yang diusung oleh Indonesia adalah pendirian Indonesia Maritime Information Center yang akan menjadi sebuah pusat untuk mengumpulkan dan menggabungkan data, serta mengembangkan sistem untuk mendeteksi dan mengantisipasi anomali di domain maritim serta saling berbagi informasi terkait kemaritiman baik pada tingkat nasional, regional, dan internasional.

Dalam kerangka penguatan kerja sama EAMF, pada tahun 2019 Indonesia juga telah menyelenggarakan EAMF Workshop on State Response Management on the Prevention and Preparedness against Transboundary Marine Pollution di Jakarta pada 29-30 Agustus 2019 sebagai implementasi komitmen Indonesia pada pertemuan EAMF ke-5 di tahun 2017.

AMF ke-9 ini dihadiri lebih dari 50 delegasi dari 10 negara anggota ASEAN dan Sekretariat ASEAN. Sedangkan EAMF ke-7 dihadiri oleh 10 negara anggota ASEAN dan 8 negara mitra wicaranya yaitu Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, RRT, dan Selandia Baru.