Bangkok/Dhaka (ANTARA) – Pengungsi Rohingnya di Bangladesh yang memiliki gejala virus corona enggan menjalani tes karena mereka takut berpisah dengan keluarga dan diisolasi, kata pemimpin masyarakat dan pekerja bantuan.

Tiga pemimpin Rohingnya yang diwawancara oleh Reuters mengatakan gejala COVID-19 telah lazim di kamp-kamp yang terbentang di perbukitan dekat perbatasan dengan Myanmar.

Sementara beberapa pengungsi di kamp – kamp itu memiliki gejala seperti demam, batuk kering, dan masuk angin pada awal musim hujan, banyak yang menduga itu adalah virus corona. “mereka tidak ingin diuji,” kata seorang pengungsi, Nurul Amin. “Kami sangat takut. Atas karunia Allah, kami baik – baik saja sejauh ini, tetapi berapa lama kami bisa bertahan?” ujar dia.