Jakarta, CNN Indonesia --  Hasil jajak pendapat yang dilakukan Pusat Studi ASEAN dengan Institut ISEAS-Yusof Ishak di Singapura memperlihatkan diplomasi vaksin yang dilakukan China tidak mampu meraih simpati penduduk di kawasan Asia Tenggara.

Dilansir Nikkei Asia, Rabu (10/2), jajak pendapat itu digelar pada 18 November 2020 hingga 10 Januari 2021, dengan melibatkan 1.032 responden termasuk akademisi, pejabat pemerintah dan pelaku usaha di sepuluh negara anggota di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Dari hasil survei itu, 44.2 persen peserta menyatakan China mengirimkan jumlah bantuan yang besar bagi negara-negara Asia Tenggara di masa pandemi, mengalahkan Jepang dengan 18.2 persen responden, Uni Eropa dengan 10.3 responden dan terakhir Amerika Serikat dengan 9.6 persen responden.