Liputan6.com, Yangon - Warga sipil yang terluka akibat serangan udara di Myanmar menceritakan pengalaman mereka setelah berjalan melalui hutan untuk mencari perawatan medis di Thailand.

Selama akhir pekan, jet militer Myanmar mencapai sasaran di negara bagian Kayin timur, ketika negara tersebut terhuyung-huyung dari hari paling mematikan sejauh ini, dalam tindakan keras junta terhadap protes anti-kudeta.

Serangan tersebut menargetkan wilayah yang dikuasai oleh Persatuan Nasional Karen (KNU) - salah satu kelompok etnis bersenjata terbesar di Myanmar, yang sebelumnya telah merebut pangkalan militer.

Mereka menandai penggunaan serangan udara pertama militer Myanmar terhadap KNU dalam 20 tahun dan membuat sekitar 7.000 penduduk desa Karen terpaksa melarikan diri demi keselamatan, menurut kelompok bersenjata itu.