Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) mengurangi suntikan likuiditas di pasar, negara-negara Asia Tenggara justru masih mencetak aliran dana asing yang masuk (capital inflow). Hal ini mengindikasikan kecilnya risiko taper tantrum ke depan.

JPMorgan dalam laporan berjudul "Flows & Positioning: Rotation, Rebound, Taper Anxiety" menyebutkan semua negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) mencatatkan aliran modal masuk ke negara mereka sepanjang bulan Agustus lalu.