Jakarta (ANTARA) - Pakar hukum laut internasional, Hasjim Djalal, mengatakan bahwa pendekatan diplomatik harus lebih dikedepankan dalam menangani perselisihan wilayah perairan Laut China Selatan, daripada pendekatan militer.

"Menurut saya, pendekatan militer tidak direkomendasikan [...] misalnya dalam konflik Natuna, saya kira penting bagi kita untuk mengembangkan kapasitas pemanfaatan sumber daya laut Natuna," kata Hasjim pada sebuah diskusi daring, Rabu.

Hasjim, yang pernah menjabat pimpinan Otoritas Dasar Laut Internasional, menjelaskan bahwa terkait Natuna diperlukan langkah untuk menjadikannya sebagai pusat kegiatan Indonesia di kawasan Laut China Selatan, demi mempertahankan hak ekonomi, teritori, dan kedaulatan.

Selengkapnya Antara News