REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK-- Upaya yang harus terus dilakukan ialah membangun Komitmen menumbuhkan toleransi dalam perbedaan, mencari titik temu, bukan mencari titik perbedaan. Hal tersebut juga bisa diwujudkan dalam Komitmen kesepahaman, attafaahum, mutualunderstanding, dengan begitu kita bisa memastikan bahwa kehidupan kita semua damai dan harmonis, menjadi benteng atas fanatisme, juga radikalisme.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Dr. H.M Asrorun Ni’am Sholeh, MA dalam pidato penutupan dan pembacaan deklarasi ASEAN Youth interfaith Camp 2019 pada Kamis (11/7). 

“Peserta AYIC 2019 diharapkan menjadi figur yang aktif mencegah bentuk fanatisme ekstrim, ekstrimisme, dan radikalisme atas nama agama, etnik, ras dan kelas. Pemuda ASEAN harus aktif dalam mengkampanyekan sekaligus sebagai role model dalam mewujudkan nilai kebersamaan juga menjaga perdamaian” ujar Seketeris Komisi Fatwa MUI ini dalam rilisnya, Kamis (11/7).

Deputi pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, mewakili pemerintah Republik Indonesia ini menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mensukseskan kegiatan AYIC 2019 terutama kepada ASEAN Secretary, Kemenko PMK, Dinas Pemuda dan Olah Raga DKI Jakarta, Dinas Pemuda dan Olah Raga NTB dan juga Kepolisian Daerah NTB yg juga turut memberikan bantuan pengamanan selama proses kegiatan AYIC 2019 terselenggara.