Jakarta, Beritasatu.com- Seiring berkembangnya bank digital, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi ekonomi digital Indonesia akan menjadi terbesar se-Asia Tenggara (ASEAN) pada 2025. "Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi digital nomor satu di Asia Tenggara di tahun 2025 dengan kontribusi transaksi digital US$ 124 miliar atau Rp 1.736 triliun," ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam webinar bertajuk "Bank Digital, Solusi Kemudahan Bertransaksi di Tengah Pandem" yang digelar Rabu (30/6/2021). Dalam keterangan yang diterima Kamis (1/7/2021) Wimboh mengatakan Indonesia memiliki potensi yang begitu besar untuk berkembang di industri digital. Hal ini didukung besarnya populasi, yaitu 272 juta penduduk dan 137 juta di antaranya adalah angkatan kerja. Kedua, kata Wimboh, sebanyak 175 juta penduduk atau sebesar 65,3% populasi merupakan pengguna Internet. Berdasarkan catatan Kementerian Koperasi dan UMKM, pada 2020 terdapat 129 juta penduduk Indonesia yang menggunakan e-commerce, dengan nilai transaksi mencapai Rp 266 triliun. "Kami berharap, pandemi Covid-19 ini menjadi momentum bagi untuk bertransformasi melalui digital, sehingga industri jasa keuangan mampu menjadi industri yang kompetitif, memiliki ketahanan, serta berkelanjutan dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional," tutur Wimboh. Menurutnya, dibutuhkan strategi untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital tersebut dengan cepat. Bila tak bergerak cepat, daya saing Indonesia diyakininya akan tergerus. "Karena global player akan berjalan lebih cepat dari apa yang kita lakukan. Indonesia akan menjadi penonton, akan menjadi pasar dari para pelaku di luar Indonesia," terang Wimboh. Sementara sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi yakni jangkauan konektivitas. Pasalnya, belum seluruh wilayah Indonesia memiliki koneksi Internet yang baik. Kedua, tingkat literasi digital yang masih perlu ditingkatkan, terutama masyarakat di daerah yang belum bankable, dan para pelaku sektor informal dan UMKM. Ketiga, semakin meningkatnya kejahatan cyber dan adanya potensi penyalahgunaan data pribadi dengan menggunakan teknik manipulasi data yang bervariasi. "Dalam memitigasi hal ini, dibutuhkan dukungan perundang-undangan dan peraturan pelaksana yang jelas, serta enforcement yang tegas," tutur Wimboh seraya menambahkan, jumlah talenta digital masih belum memadai. OJK menyambut baik banyaknya startup yang bermunculan. Saat ini, jumlah startup milik Indonesia lebih dari 2.100, dengan empat unicorn dan satu decacorn. Khusus untuk sektor perbankan, transformasi digital menjadi fokus OJK ke depan agar menjadi lebih kompetitif, memiliki kualitas produk baik, layanan yang memuaskan dan coverage luas, sehingga lebih efisien serta meningkatkan daya saing industri perbankan di kancah nasional, regional dan global. Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menegaskan bank digital menjadi solusi kemudahan bertransaksi di tengah pandemi. "Digital banking satu hal yang mendobrak dunia keuangan," ungkapnya. Lewat bank digital, kata dia, masyarakat bisa membuka rekening bank atau penyaluran kredit lewat aplikasi. Jadi, bank seakan punya cabang di setiap rumah yang memiliki sambungan Internet. "Digital banking ini menjadi satu hal yang mengubah tatanan dari dunia perbankan dan dunia keuangan pada umumnya," tutur Hary. Sumber: BeritaSatu.com