TEMPO.COJakarta - Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN menyuarakan kekecewaan tentang komitmen Junta Militer Myanmar menyangkut rencana perdamaian yang disepakati menjelang pertemuan puncak regional akhir bulan ini.

Militer Myanmar dikecam masyarakat internasional atas kudeta 1 Februari 2021 dan tindakan keras berdarah terhadap pemogokan dan demonstrasi pro-demokrasi, yang menggagalkan satu dekade demokrasi dan reformasi ekonomi.

Kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, Cina dan PBB, telah mendukung upaya diplomatik oleh utusan khusus ASEAN untuk melibatkan junta dan lawan-lawannya dan mengakhiri krisis.

“Tidak ada kemajuan yang berarti di Myanmar. Militer belum memberikan respon positif terhadap apa yang telah diupayakan oleh utusan khusus tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menlu ASEAN, Senin, 4 Oktober 2021.

Selengkapnya Tempo