REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla membuka Asean Interfaith Youth Camp 2018. Dalam pidatonya, Jusuf Kalla menceritakan tentang keberagaman dan toleransi yang ada di Indonesia.

Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim. Namun uniknya, ikon turisme di Indonesia justru merupakan bangunan-bangunan sejarah dari agama Buddha dan Hindu. Di samping itu, rumah ibadah di Indonesia juga saling berdampingan, contohnya, Gereja Katedral yang berdampingan dengan Masjid Istiqlal.

"Ada yang unik di sini, Indonesia 88 persen penduduknya Muslim, tapi kampanye dan iklan untuk turisme justru bangunan-bangunan ikon dari agama Buddha dan Hindu, Candi Borobudur, misalnya," ujar Jusuf Kalla di Auditorium Kantor Wakil Presiden, Senin (29/10).

Jusuf Kalla mengatakan, implementasi toleransi dan keberagaman di Indonesia juga tecermin dalam pemerintahan. Sebanyak 35 menteri dalam Kabinet Kerja memiliki agama yang berbeda-beda. Tak hanya itu, Pemerintah Indonesia juga menciptakan harmoni dalam menetapkan hari libur nasional dan hari libur keagamaan.

Adapun, Indonesia memiliki 15 hari libur nasional terdiri atas 3 hari libur nasional, seperti libur Tahun Baru, libur Hari Kemerdekaan, dan libur Hari Buruh. Sedangkan, 12 hari libur lainnya merupakan hari libur keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Galungan, dan Hari Raya Imlek.

"Ini adalah cara kita menghormati sesama sehingga kita dapat hidup dengan harmonis, toleransi itu artinya harus saling menghormati," kata Jusuf Kalla.