ASEAN Science Technology and Innovation Fund (ASTIF) membuka kesempatan kepada seluruh peneliti di ASEAN untuk mengajukan proposal dibidang sains, teknologi dan inovasi yang akan didanai oleh lembaga tersebut. Indonesia pun diharapkan mengirim banyak proposal agar banyak inovasi yang diciptakan.

Delegasi Indonesia untuk Project Appraisal Group (PAG) Meeting Chairul Hudaya mengatakan, ASTIF adalah lembaga pengelola dana penelitian dari masing-masing negara ASEAN. Ketika awal dibentuk masing-masing negara menyumbang USD1 juta untuk dikelola ASTIF. Sementara untuk satu proposal yang lolos seleksi, katanya, akan didanai dengan bujet maksimal USD50.000.

“Dana sumbangan dari negara ASEAN ini akan didistribusikan lagi kepada para peneliti. Mulai bulan depan sudah call for proposal dan kami harap akan banyak proposal yang masuk dari Indonesia,” katanya disela 76th Meeting of The ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (COSTI-76) di Nusa Dua, Bali.

Dosen teknik Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, tahun lalu dari Indonesia yang mendapat dana penelitian ialah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang meneliti tentang energy bio etanol dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengajukan untuk penelitian tentang kebencanaan. 

Dia berharap, seluruh lembaga penelitian Indonesia tahun ini akan banyak mengirim proposal penelitian karena sangat sayang mengingat Indonesia sudah menyumbang dana ke ASTIF namun tidak ada satupun peneliti yang mendapat dana itu. Chairul menuturkan, tahun lalu ada 66 proposal yang masuk dan Indonesia hanya mengirim 10 proposal. Meski hanya mengirim 10 proposal, ungkapnya, namun Indonesia dua penelitian berhasil didanai sementara negara lain hanya satu proposal saja.