JAKARTA, KOMPAS.com - Termasuk dalam implementasi Industri 4.0, industri makanan dan minuman Indonesia tetap membidik ASEAN sebagai pasar potensial. Menurut laman kemenperin.go.id, bidikan pada ASEAN sudah dilaksanakan sejak 2016.

Secara keseluruhan, menurut laman itu, nilai ekspor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit pada 2017  mencapai 31,7 miliar dollar AS.

Sementara, pada tahun yang sama, nilai impor produk makanan dan minuman besarnya 9,6 miliar dollar AS. "Ini mengalami neraca perdagangan positif," begitu pernyataan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

China dan India


Sementara itu, selain ASEAN, sebagimana disampaikan Fransiskus Johny Managing Director Garuda Food dalam rilis yang diterima Kompas.com hari ini, China dan India adalah potensi pasar yang terbilang menjanjikan.

Johny menambahkan produk makanan minuman yang diandalkan untuk menyasar pasar-pasar potensial tersebut antara lain camilan dalam kategori penganan ringan dan functional drink.

"Ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang kami untuk menjadi pemain regional," tutur Johny yang dalam kesempatan itu menyerahkan bantuan secara simbolis 1000 Paket Ramadhan Bahagia kepada anak-anak yatim penerima manfaat di Mesjid Jami Al-Muflihun, Jakarta (21/5/2018).

Bantuan tersebut, lanjut Johny, disampaikan melalui kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional yang dipimpin oleh Bambang Sudibyo.