Liputan6.com, Jakarta - Menjelang dimulainya proyek pembangunan gedung baru Sekretariat ASEAN di Jakarta, pemerintah Indonesia berkeinginan untuk menjadikan markas organisasi negara se-Asia Tenggara itu selayaknya Markas PBB di New York, Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia -- selaku tuan rumah bagi Sekretariat ASEAN -- akan memulai secara resmi pembangunan gedung baru markas organisasi tersebut pada Jumat, 5 Januari 2018.

Esok hari, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi selaku perwakilan pemerintah RI, bersama dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh, akan meletakkan batu pertama (groundbreaking) di lahan seluas 11 ribu meter persegi di samping Gedung Sekretariat ASEAN yang lama di Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Peletakan batu itu menjadi simbol dimulainya pembangunan gedung baru markas ASEAN tersebut, yang diperkirakan selesai pada awal tahun depan.

"Menelan biaya sekitar Rp 500 miliar dari kas Indonesia, gedung itu diperkirakan akan selesai pada Januari 2019," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (4/1/2017).

Arrmanatha melanjutkan, gedung baru yang rencananya akan terdiri dari dua menara, yang masing-masing menjulang setinggi 16 lantai itu, akan difungsikan oleh ASEAN selayaknya sekretariat organisasi multilateral lain di dunia, seperti PBB dan Uni Eropa.

"Berbagai pertemuan antara pejabat negara yang berdinas di ASEAN sangat banyak. Namun, pelaksanaannya tersebar di sejumlah wilayah di Asia Tenggara," kata Arrmanatha membuka penjelasannya.

"Harapannya, dengan adanya gedung baru, setiap pertemuan bisa terkonsentrasi di satu tempat di Sekretariat ASEAN, seperti misalnya markas Uni Eropa (di Brussels) atau Markas PBB di New York," tambahnya.

Pria yang akrab disapa Tata itu menambahkan, gedung baru Sekretariat ASEAN nanti diharapkan akan menjadi kantor representatif besar bagi organisasi multilateral negara se-Asia Tenggara tersebut.

 

Selengkapnya Liputan6