KBRN, Jakarta : Indonesia untuk pertama kalinya menginisiasi penyelenggaraan "Konferensi Kemanusiaan Kawasan" pada 8 - 9 Agustus 2019 di Jakarta. Konferensi yang dihadiri oleh perwakilan 18 negara ASEAN, Asia serta Pasifik itu, menghasilkan "Rangkuman Ketua" sebagai dokumen yang menjadi kesepakatan para peserta yang terdiri atas aktor, lembaga, hingga badan pemerintah yang bergerak dibidang kemanusiaan.

Direktur HAM kementerian luar negeri RI, Achsanul Habib, mengatakan, para peserta konferensi mengusulkan beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dalam memperkuat komitmen pemberian bantuan kemanusiaan, diantaranya yaitu menjadi konferensi sebagai agenda tahunan. 

"Inikan pertemuan pertama dan mereka sudah usulkan kalau bisa reguler saja. Sedangkan, mengenai tema nanti kita bisa sharing, apa yang perlu kita angkat menjadi prioritas bahasan,"ujar Achsanul Habib kepada RRI, Senin (12/8/2019) di Jakarta.

Habib menjelaskan, para peserta menilai membangun jaringan kerja melalui konferensi kemanusiaan diyakini akan memudahkan koordinasi, jika suatu ketika terjadi bencana alam di wilayah mereka.  "Agar jika terjadi situasi bencana yang waktunya kita tidak tahu kapan bisa saja datang, mereka akan tahu untuk koordinasi dan kontak dengan siapa di negara-negara yang terkena bencana itu. Didalam summary juga ada usulan mengenai referensi common and share value. Jadi, common and share value ini juga termasuk regulasi di masing-masing negara, yang kemudian bisa menjadi referensi bagi aktor kemanusiaan jika terjadi bencana,"terangnya.

Menurut Habib, memandang pentingnya konferensi kemanusiaan yang diinisiasi Indonesia tersebut, para peserta bahkan mendorong untuk dibentuk alinasi kemanusiaan serta pemberian bantuan peningkatan kapasitas bagi para aktor kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara.

"Kita juga muat mengenai keinginan kita untuk melakukan kolaborasi lebih lanjut, ada juga usulan untuk membuat aliansi kemanusiaan, serta capacity building,"ungkap Habib.  Dibagian lain terkait keberadaan orang dengan disabilitas yang masuk kedalam daftar kelompok rentan ketika terjadi bencana, Achsanul Habib, memaparkan, orang disabilitas merupakan fokus dalam pembahasan mengenai inklusifitas dan mendapatkan perhatian besar dari para peserta. 

"Karena, banyak pihak atau negara yang mengakui saat terjadi bencana, kelompok-kelompok yang rentan ini seringkali terlupakan,"jelas Habib. Menurut Habib, Indonesia sebagai inisiator konferensi kemanusiaan, juga berencana untuk menyelenggarakan bantuan peningkatan kapasitas kepada para negara peserta dalam memberikan perlindungan bagi orang dengan disabilitas jika terjadi bencana.

"Usulannya memang kembali nanti kita lihat kita coba buat capacity building , kira -kira apa yang kita bisa buat untuk mengangkat kapasitas semua negara peserta dalam hal perlindungan kepada kelompok-kelompok disabilitas dalam situasi bencana,"imbunya lagi. 

Presiden Life Haven Center for Independent Living Filipina, Abner N. Manlapaz, mengatakan, pihaknya mengharapkan keterlibatan orang dengan disabilitas dapat dilakukan langsung didalam berbagai rencana maupun aksi, dalam upaya memberikan perlindungan terhadap kelompok rentan.