
Upaya Indonesia untuk Memerangi Limbah Plastik Mendapatkan Dukungan Regional
Dalam Pertemuan ke-10 ASEAN Regional Forum Inter-Sessional Meeting on Maritime Security (10th ARF ISM on MS) yang berlangsung di Brisbane, Australia pada 27-28 Maret 2018, Indonesia memaparkan upaya-upaya untuk mengurangi limbah plastik di lautan. Dalam paparan di hadapan negara-negara Peserta ARF, Indonesia menyatakan memahami urgensi pengurangan dan penanganan isu sampah plastik dan mikroplastik di lautan. Indonesia menyadari banyak tantangan di dalam negeri untuk menangani isu ini. Namun Indonesia telah dan tengah menjalankan berbagai program, kebijakan dan kegiatan untuk menangani tantangan-tantangan ini, termasuk dengan pelibatan komunitas lokal.
Berbagai kebijakan, program dan aktivitas yang dijalankan oleh Indonesia seperti kampanye triple R (reduce, reuse, recycle), pembangunan bank sampah dan konversi sampah menjadi energi, pelibatan masyarakat secara luas termasuk deklarasi Gerakan Indonesia Peduli Sampah 2020 yang ditandatangani oleh lebih dari 30 pemerintah daerah dan pengusaha serta peraturan berbayar untuk kantong plastik sejak Februari 2016 dibawah slogan “Less Plastic More (Fun)tastic”. Untuk mendidik generasi muda, Indonesia akan mengintegrasikan isu sampah plastik di lautan dalam kurikulum pendidikan nasional. Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik hingga 70% pada tahun 2025.
Sejumlah langkah yang ditempuh Indonesia ini mendapatkan dukungan dari Selandia Baru, Australia dan Kamboja. Ketiga negara ini menyampaikan dukungannya terhadap kepemimpinan Indonesia dalam menanggulangi marine plastic debris di kawasan.
Sebagai agenda rutin dalam mekanisme ARF, ISM membahas koordinasi di antara maritime-related bodies and mechanisms dan bertukar pandangan mengenai situasi keamanan maritim di kawasan. Tiga topik utama isu maritim, yaitu maritime security and cooperation, safety of navigation, dan marine environment and sustainable development menjadi pokok bahasan dalam ISM.
Dalam Pertemuan ISM on MS kali ini, Delegasi RI dipimpin oleh Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN dan didampingi oleh pejabat dari Direktorat KS Politik Keamanan ASEAN, Direktorat Hukum dan Perjanjian Polkam, dan Direktorat Hukum dan Perjanjian Kewilayahan. Pertemuan dihadiri oleh seluruh peserta ARF kecuali Brunei Darussalam, Mongolia, Papua Nugini, Timor-Leste, Sri Lanka, Bangladesh dan Republik Demokratik Rakyat Korea. ISM dihadiri oleh peserta ARF, kecuali Brunei Darussalam, Mongolia, Papua Nugini, Timor-Leste, Sri Lanka, Bangladesh dan Republik Demokratik Rakyat Korea. Pertemuan dihadiri pula oleh perwakilan Sekretariat ASEAN, Interpol, EEP Working Group on Preventing and Managing Incidents at Sea dan Center for Humanitarian Dialogue.