Bangkok, Thailand - Sekolah Indonesia Bangkok menyelenggarakan workshop “Pembelajaran Bermutu dan Menyenangkan" dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dengan cara yang menyenangkan di tengah pandemi covid-19 (21/05/2021). Dengan narasumber Duta Besar Indonesia untuk Thailand dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok, workshop ini dilaksanakan secara daring dan luring, dihadiri oleh kepala sekolah, ketua komite, guru, dan orang tua. ​Pada sesi pertama, Atdikbud KBRI Bangkok, Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D., menggarisbawahi bahwa guru adalah kunci kesuksesan pembelajaran yang menyenangkan. Guru diharapkan dapat melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan dinamis serta memanfaatkan teknologi informasi untuk merangsang siswa untuk bertanya. Selain itu, materi yang diambil dari berbagai sumber dan digunakannya metode yang bervariasi juga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, di samping perlunya adaptasi kurikulum menyesuaikan masa pandemi, baik daring maupun luring. Lebih lanjut, guru sebaiknya mengapresiasi siswa, menghadirkan kebahagiaan di kelas, juga mendoakan dan mencintai peserta didik. Pada sesi kedua, mengambil tema “Belajar Menyenangkan, Masa Depan Penuh Harapan," Duta Besar Rachmat Budiman menyampaikan bahwa penambahan penduduk Indonesia merupakan bonus demografi, yang bisa dimanfaatkan oleh para guru untuk membekali peserta didik supaya siap memiliki masa depan yang baik, menjadi manusia yang unggul, kreatif, kritis, mandiri, beriman, bertakwa, dan berkebinekaan global, dengan cara yang menyenangkan. Untuk mewujudkannya, guru perlu menguasai empat kompetensi, yaitu pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Guru juga hendaknya menyesuaikan kemampuan individual input siswa, dan menguasai standar dan kriteria penilaian. Untuk itu perlu kerjasama, komunikasi, dan koordinasi antara siswa, guru, dan orangtua, sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Sekolah Indonesia Bangkok memiliki siswa yang relatif sedikit dan berada di tengah lingkungan global. Hal ini merupakan modal strategis dalam menyiapkan peserta didik untuk siap menghadapi masa depan dengan segala tantangan dan permasalahannya, dengan memasukkan faktor-faktor kemanusiaan, sosial, dan spiritual. (Sumber: KBRI Bangkok)