​Rekan-rekan media yang saya hormati, Selamat malam. 

Saya baru saja menghadiri pertemuan ASEAN-G7 Foreign and Development Ministers Meeting yang diselenggarakan secara hibrid. Saya hadir secara virtual dari Jakarta. 

Pertemuan ASEAN-G7 ini merupakan inisiatif Inggris selaku Chair G7, dan Inggris mengusung tema pemulihan ekonomi yang resilient, sustainable, and inclusive. 

Selain ASEAN, Inggris juga mengundang Australia, India, Afrika Selatan, Korea Selatan, African Union dan UE sebagai tamu dalam pertemuan. 

Sebagai informasi teman-teman, seluruh anggota G7 merupakan Mitra ASEAN, baik Mitra Wicara seperti Inggris, AS, Jepang dan Kanada, maupun Mitra Pembangunan seperti Prancis, Jerman dan Italia. 

Pertemuan terbagi ke dalam tiga sesi, yaitu: 

  • ​Sesi pertama adalah pertemuan khusus ASEAN-G7 
  • Kemudian yang kedua adalah sesi Indo Pacific, yang mengambil tema Infrastructure, Technology, and Shared Security yang juga dihadiri oleh negara-negara undangan lainnya.
  • Dan sesi yang ketiga adalah mengenai Vaccines and Global Health Security yang juga mengundang negara-negara yang lain.

Teman-teman, saya ingin mulai pertemuan pertama, yaitu pertemuan antara ASEAN-G7. 

Pertemuan ini hanya dihadiri oleh negara G7 dan negara anggota serta sekjen ASEAN. 

Dalam pengantarnya, Inggris selaku Chair G7 menyampaikan bahwa G7 mendukung ASEAN Outlook on Indo-Pacific, kemudian implementasi dari Five Points of Consensus dan Presidensi Indonesia pada G20. 

Sementara itu dalam laporannya, Sekjen ASEAN menyampaikan apresiasi terhadap mitra ASEAN, termasuk G7 dalam membantu negara anggota ASEAN tidak hanya mengatasi pandemi saat ini tapi juga untuk menghadapi health emergencies di masa mendatang. 

Sekjen ASEAN menegaskan arti penting multilateralisme dan peran institusi multilateral dalam penanganan pandemi. Untuk itu, ASEAN mengajak G7 bekerja sama untuk mempercepat pemulihan sosial ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif untuk pertumbuhan bersama. 

Di dalam sesi pertama, dalam pertemuan ASEAN-G7, saya menekankan arti strategis kemitraan ASEAN dan G7 dalam mengatasi tantangan-tantangan global terkini. 

Saya sampaikan tahun 2022, kemitraan menjadi semakin penting karena tiga negara anggota ASEAN akan menjadi ketua, yaitu: 

  • Indonesia Ketua G20 
  • Kamboja Ketua ASEAN 
  • Dan Thailand adalah Ketua APEC 

Saya juga sampaikan bahwa selama beberapa dekade, ASEAN telah menjadi penentu perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan. Sementara G7 telah menunjukkan kepemimpinan global dalam mengatasi tantangan global. 

Dan saya memberikan penekanan pentingnya kerja sama pada dua hal: yaitu upaya mengatasi pandemi dan pemulihan ekonomi. 

Mengenai upaya mengatasi pandemi, saya menekankan tidak saja pada kesetaraan akses terhadap vaksin namun juga pentingnya membangun arsitektur kesehatan dunia yang lebih kuat. 

Mengenai kerja sama mempercepat pemulihan ekonomi, saya menyampaikan pentingnya mobilitas bisnis dan rantai pasok global yang aman, pentingnya mengembangkan arsitektur ekonomi dan finansial global yang inklusif dan berkelanjutan. 

Kemitraan ASEAN-G7 ini dapat menjadi contoh kolaborasi yang baik. 

Dan kemitraan semacam ini, saya sampaikan sangat diperlukan dalam membangun dunia yang inklusif, lebih hijau, dan berkelanjutan. 

Rekan-rekan media yang saya hormati,

Di dalam sesi kedua yang membahas Indo-Pacific: Infrastructure, Technology dan Shared Security, saya menyampaikan tiga hal: 

Pertama, semua sadar, semua kita sadar mengenai arti strategis Kawasan Indo-Pacific. 

Oleh karena itu, common security, common stability dan common prosperity merupakan visi kita bersama. Dan saya tekankan, kita memiliki tanggung jawab bersama menciptakan hal tersebut. 

Kedua, saya sampaikan mengenai ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. 

Saya tekankan untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pacific maka tidak ada cara lain bagi semua pihak untuk menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 pada saat kita bicara mengenai maritim. 

Saya juga tekankan harapan ASEAN agar G7 dapat menjadi mitra bagi penguatan kerjasama konkrit di 4 prioritas ASEAN Outlook: maritim, konektivitas, SDGs, serta perdagangan investasi. 

Ketiga, saya menjelaskan mengenai prioritas keketuaan Indonesia, karena memang secara khusus Inggris meminta saya untuk menjelaskan prioritas keketuaan Indonesia di G20 yaitu: penguatan arsitektur kesehatan global, transisi energi dan transformasi digital. 

Dalam kaitan ini saya menyampaikan harapan agar negara-negara G7 memberikan dukungan penuh pada keketuaan Indonesia di G20. 

Rekans media, 

Pada sesi terakhir, yaitu tentang Vaccines and Global Health Security. Saya sampaikan diskusi yang saya pimpin dalam pertemuan COVAX AMC-EG minggu lalu yang menyoroti pencapaian vaksinasi global yang masih jauh dari target. 

Saya sampaikan bahwa negara-negara AMC baru menerima 505 juta dosis atau 53% dari target 2021 sebesar 950 juta dosis. 

Ada tiga hal yang menjadi penyebabnya: 

  • Kelangkaan suplai karena ketidaksetaraan akses terhadap produksi dan distribusi vaksin;
  • Kurangnya kapasitas penyerapan negara-negara penerima; 
  • Dan masa kadaluwarsa vaksin yang singkat. 

 

Namun, berita baiknya adalah COVAX AMC telah berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 10,9 miliar atau 17% lebih banyak dibanding target 2021 yang sebesar 9,3 miliar USD. 

Saya sampaikan apresiasi terhadap negara-negara G7 atas dukungan mereka terhadap pendanaan COVAX. 

Namun kita masih melihat adanya kesenjangan vaksinasi yang lebar antara negara maju dan negara berkembang. 

Persoalan tersebut harus diatasi dan G7 dapat memainkan peran penting untuk mempersempit kesenjangan tersebut, antara lain dengan memastikan kesetaraan akses dan memperkuat rantai pasok kesehatan global, termasuk melalui TRIPS waiver untuk mendukung produksi vaksin lokal dan solusi medis kritikal. 

Dalam jangka panjang, saya menyampaikan dua hal yang perlu menjadi fokus kita bersama. 

Pertama, memperkuat dukungan finansial terhadap kesiapsiagaan pandemi. 

Negara berkembang memerlukan dukungan finansial yang lebih berkelanjutan dan tidak sekedar ad-hoc. 

Isu ini juga menjadi salah satu prioritas presidensi Indonesia di G20. 

Dan oleh karena itu Indonesia berharap agar G20 Joint Finance-Health Task Force dapat berhasil dalam menjajaki modalitas bagi terciptanya mekanisme dukungan yang lebih baik. 

Pada saat saya berbicara mengenai G20 Joint Finance-Health Task Force ini banyak sekali negara G7 yang memberikan dukungannya secara langsung. 

Hal Kedua kerja sama long-term yang saya tekankan adalah pentingnya memastikan terbentuknya traktat pandemi yang baru. 

Dalam Sesi Khusus World Health Assembly beberapa waktu yang lalu, inisiatif ini memperoleh dukungan yang sangat luar biasa.​

Dan saya sampaikan harapan agar negara-negara ASEAN dan G7 dapat mendukung inisiatif ini. 

Indonesia akan berkontribusi secara konstruktif agar proses negosiasinya inklusif, transparan, dan efisien. 

Rekans media ysh, 

Pertemuan ASEAN-G7 Foreign and Development Ministers Meeting menghasilkan Chairman’s Statement of the Chair of G7. 

Chaiman’s Statement menggarisbawahi elemen-elemen yang disepakati bersama dalam pertemuan, antara lain… 

  • Penguatan kerja sama untuk menangani pandemi COVID-19 dan upaya mempercepat pemulihan yang berkesinambungan dan inklusif; 
  • Terkait dengan vaksin, disepakati di antaranya mengenai pentingnya dose sharing, penguatan pasok rantai dan perluasan kapasitas produksi melalui lisensi, transfer teknologi dan pasok rantai yang terbuka, serta pengiriman vaksin ke negara negara ASEAN; 
  • Chair’s Statement juga menyebutkan pentingnya kerja sama digital, teknologi dan siber sebagai bagian dari pemulihan ekonomi; 
  • Chair’s Statement juga memberikan dukungan terhadap sentralitas ASEAN, memberikan dukungan terhadap AOIP, dan menekankan pentingnya penegakan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982; 
  • Chair’s Statement juga memuat pentingnya penguatan kerjasama di bidang maritim; serta 
  • ​Dukungan G7 terhadap implementasi penuh dari 5PC terkait Myanmar. 

Demikian rekans yang dapat saya sampaikan. Terima kasih dan selamat malam.

Selengkapnya Kementerian Luar Negeri