Press Briefing Menlu RI

10 November 2020 

​Temans media ysh...

Sebelum saya mulai...semoga temans selalu sehat selalu di hari Pahlawan ini... 

Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan beberapa hal yaitu: 

a. Hasil rangkaian pertemuan Tingkat Menteri ASEAN

b. Indonesia-Latin America and Caribbean Business Forum (INA-LAC 2020);

c. Updates terkait perlindungan WNI. 

 

 

Pada kesempatan press briefing kali ini...saya didampingi oleh: 

a.  Dirjen ASEAN, 

​​​b. Duta Besar Sidharto Suryodipuro;

c. Watap RI untuk ASEAN, Duta Besar Ade Padmo Sarwono 

d. Direktur Amerika II, 

e. Pak Darianto Harsono; 

f. Direktur PWNI; Pak Judha; dan 

g. Kepala BDSP; Pak Rizal. 

Temans ysh, 

Saya mulai dengan isu pertama yaitu hasil rangkaian pertemuan Menteri ASEAN. 

Pada pagi hingga siang ini...saya mengikuti rangkaian pertemuan ASEAN tingkat Menteri yaitu: ASEAN Ministerial Meeting; ASEAN Political Security Council dan ASEAN Coordinating Council. 

Selain membahas berbagai perkembangan terakhir yang terjadi di kawasan dan dunia, para Menlu ASEAN juga membahas persiapan rencana KTT ASEAN dan KTT Lainnya dengan mitra ASEAN pada Kamis hingga Minggu mendatang. 

Dalam pertemuan, Sekjen ASEAN menyampaikan update terkait perkembangan kerja sama ASEAN dalam implementasi PNA di Myanmar. 

Selain proyek pembuatan FM radio bekerja sama dengan Myanmar Radio and Television (MRTV), beberapa proyek yang juga direkomendasikan antara lain mencakup peningkatan kapasitas dan pelatihan di bidang livestock breeding (2) penanganan penyakit binatang, (3) meningkatkan fasilitas pendidikan bagi internally displaced persons dalam bidang air, sanitasi dan kebersihan, serta (4) pelatihan 200 sukarelawan di bidang kesehatan. 

Namun di saat yang sama...Sekjen juga sampaikan karena pandemi, ASEAN-ERAT belum bisa melakukan tugasnya untuk membuat Comprehensive Needs Assessment. 

Sekjen juga garisbawahi bahwa situasi di Rakhine sangat kompleks. Oleh karenanya dibutuhkan upaya bersama yang membutuhkan political will, persistence dan resources untuk menyelesaikan isu kemanusiaan para pengungsi Rohingya tersebut. 

Dalam ASEAN Ministerial Meeting (AMM), saya menyampaikan 3 isu utama yaitu:

Pertama, sebagaimana telah disampaikan Bapak Presiden, kita menyambut baik terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat dalam pemilu AS yang baru dilakukan beberapa hari yang lalu. 

Saya sampaikan...Indonesia dan ASEAN siap bekerja sama untuk memperkuat kemitraan dengan Amerika di masa mendatang. 

  • Kemitraan yang didasari oleh prinsip kesetaraan, saling menghargai dan saling menguntungkan; 
  • Kemitraan yang memegang teguh prinsip dan nilai multilateralisme, penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah dan hukum internasional. 

Indonesia juga berharap Amerika dapat menjadi kekuatan positif untuk perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan....dan menjadi mitra ASEAN dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

Kedua, saya sampaikan kembali harapan bahwa LTS akan terus menjadi laut yang damai dan stabil. 

Laut yang damai dan stabil hanya akan terjadi jika semua negara menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982.

Indonesia juga sampaikan, terus memantau pembahasan RUU mengenai Coast Guard yang sedang dibahas di RRT. 

Tentu...Indonesia hormati hak setiap negara untuk membuat UU nasionalnya..... namun Indonesia berharap UU tersebut tidak berdampak negatif bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut China Selatan. Indonesia akan melakukan komunikasi dengan RRT mengenai hal ini.

Isu Ketiga, saya menekankan pentingnya prinsip ASEAN centrality dalam kemitraan Indonesia dengan mitra dialog ASEAN khususnya dalam situasi geopolitik yang sangat dinamis di kawasan.

Dalam Pertemuan ASEAN Political Security Council, Indonesia sambut baik kemajuan implementasi APSC Blueprint dan sampaikan tiga isu yang penting untuk menjadi perhatian yaitu:

  • Pertama...pentingnya membangun ketahanan kesehatan yang kuat di kawasan.
  • Kedua...pentingnya memajukan isu Women Peace and Security....dan                                                                                                
  • Ketiga... pentingnya implementasi kerja sama dalam konteks ASEAN Outlook on the Indo Pacific. 

Dalam pertemuan ASEAN Coordination Council, saya sampaikan penghargaan, dukungan dan komitmen negara-negara ASEAN terhadap draft ASEAN Declaration on Travel Arrangement Corridor Arrangement Framework yang menjadi usulan Indonesia pada KTT ASEAN-36 yang lalu. 

Indonesia mengharapkan bahwa Draft Deklarasi dapat diadopsi oleh para Pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-37 serta pengaturan yang diperlukan dan dapat segera diimplementasikan.

Adopsi deklarasi ini mencerminkan persatuan ASEAN untuk mengatasi pandemi. Ini juga menunjukkan sikap solid ASEAN untuk menghidupkan kembali kegiatan ekonomi tanpa mengorbankan protokol kesehatan

Momentum kesepakatan ini sangat tepat waktu, karena bersamaan dengan penandatanganan RCEP...sebagai salah satu upaya untuk segera memulihkan ekonomi kawasan pasca pandemi. 

Dalam rangkaian pertemuan ASEAN tersebut, telah ditandatangani:

Aksesi Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia atau TAC oleh 3 negara, yaitu Kolombia, Afrika Selatan dan Kuba. Dengan itu, maka saat ini 43 negara telah mengaksesi TAC. 

Temans ysh,

​Isu kedua yang ingin saya sampaikan adalah penyelenggaraan INA-L​AC Business Forum 2020.

Pada tanggal 9 November 2020 kemarin, saya telah membuka Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia ke-2 yang dilaksanakan secara hybrid hingga 11 November 2020.

Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga di Indonesia khususnya Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, Bank Indonesia dan Kementerian BUMN.

Selain beberapa Menteri Kabinet Kerja dan Bank Indonesia, beberapa Menteri dari kawasan Amerika Latin dan Kribia juga sampaikan pandangannya yaitu Menteri Luar Negeri Chile, selaku Ketua Aliansi Pasifik, Wakil Menteri Luar Negeri Uruguay, selaku Ketua MERCOSUR dan Sekretaris Jenderal Organisasi Sistem Integrasi Amerika Tengah (SICA) mewakili negara-negara Amerika Tengah.

Kegiatan ini adalah bagian dari upaya diplomasi ekonomi untuk diversifikasi pasar ekspor Indonesia, khususnya di masa pandemi ini. Kegiatan ini diikuti lebih dari 500 pengusaha dari Indonesia dan kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Dalam pertemuan tersebut, saya juga meresmikan Platform Digital Forum Bisnis INA-LAC yg memuat informasi bisnis serta produk ekspor potensial Indonesia serta 108 proyek investasi di beberapa propinsi.

Platform ini untuk memfasilitasi interaksi pengusaha Indonesia dan kawasan Amerika Latin dan Karibia yang selama ini dirasakan jauh karena jarak geografis. 

Beberapa kesepakatan kerja sama yg dihasilkan dalam rangkaian pertemuan antara lain:

a. MoU Kerja Sama Jaminan Produk Halal RI-Chile;

b.MoU Kerja Sama PT Sarinah (Persero) dan Dufry International AG dan Grupo Industrial Omega SA de CV;

c.MoU Kerja Sama Naza Art Furniture-CAMCO Rattan Muebles;

d.MoU Kerja Sama PT INUKI (Persero)-ININ Meksiko;

e.MoU Kerja Sama PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia)-AHORA Peru. 

 

 

 

 

Kegiatan ini juga telah menghasilkan kesepakatan bisnis bernilai sekitar USD 71, 02 juta dalam produk furniture, handycraft, souvenir, ban, makanan dan minuman, coconut charcoal yang melibatkan produk UMKM Indonesia. 

Nilai transaksi ini dua kali lipat dibandingkan capaian INA-LAC tahun 2019. 

Kegiatan yg dilakukan secara virtual ini memfasilitasi tidak kurang dari 31 pertemuan b-to-b, termasuk penandatangan kesepakatan Kerja sama antara:

  • perusahaan BADAX (Brasil) dengan GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia) mengenai pembukaan Gerai Indonesia (Indonesia Trading Houses) di Brasil dan;
  • kesepakatan bisnis antara perusahaan BADAX dengan Kokola Group (Indonesia) yang di rencanakan pada akhir kegiatan. 

 

Melalui kegiatan ini dan peluncuran platform digital, interaksi pengusaha akan terus difasilitasi sehingga meningkatkan nilai perdagangan Indonesia dengan 33 negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Temans ysh 

Isu terakhir yang akan saya sampaikan adalah updates terkait perlindungan WNI. 

Ada tiga isu yang saya ingin sampaikan....yaitu 

i. Pertama, proses deportasi WNI dari Malaysia 

ii. Kedua, pemulangan ABK WNI di kapal ikan RRT 

iii. Ketiga, pemulangan Jamaah Tabligh 

 

 

Terkait proses deportasi WNI .....Indonesia dan Malaysia terus menjalin kerja sama untuk mempercepat kepulangan WNI yang berada di berbagai detensi imigrasi di Malaysia ...

  • Pada tanggal 7 November lalu, kembali dilakukan pemulangan melalui jalur udara sebanyak 501 WNI dari detensi Imigrasi di Malaysia menuju Jakarta, Surabaya dan Medan.
  • Sejak Juni 2020 hingga saat ini, kerja sama percepatan pemulangan melalui jalur udara tersebut telah dilaksanakan sebanyak 5 kali. Total WNI yang berhasil dipulangkan sebanyak 2.407 orang.
  • Kerja sama ini diharapkan bukan saja dapat mempercepat kepulangan WNI, namun juga mengurangi risiko mereka terpapar Covid-19 di dalam detensi.
  • Sebagai bentuk kehati-hatian, seluruh WNI yang dipulangkan tersebut telah dilakukan tes PCR sebelum keberangkatan ke Indonesia.....seluruhnya dinyatakan negatif Covid-19. 

 

 

 

Pemerintah Indonesia berterima kasih atas kerjasama Pemerintah / Otoritas Malaysia 

Isu kedua terkait pemulangan ABK WNI di kapal ikan RRT .... 

i. Sebagaimana saya sampaikan sebelumnya... telah dilakukan dua kali pertemuan bilateral Indonesia – RRT pada tingkat Menteri Luar Negeri yang diantaranya membahas penanganan kasus-kasus ABK WNI di kapal ikan RRT.... 

ii. Berbagai komunikasi dan pertemuan tindak lanjut pada tingkat teknis telah intensif dilakukan.... 

iii. Alhamdulillah, berkat berbagai upaya tersebut, pada tanggal 7 November lalu melalui pemulangan 157 ABK WNI, termasuk dua jenazah, melalui Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara. 

iv. Para ABK tersebut bekerja di 12 kapal ikan RRT dan kemudian diantar ke Indonesia menggunakan dua kapal yaitu Long Xin 601 dan Long Xin 610. 

v. Pemulangan langsung menggunakan jalur laut ini merupakan yang pertama kali dilakukan antara Indonesia dan RRT. 

vi. Selanjutnya, kita juga kerja samakan pemulangan via jalur udara. Hari ini telah tiba 13 ABK WNI yang stranded di Senegal. 

vii. Pemulangan dari Senegal hari ini merupakan tahap terakhir. Proses pemulangan telah dimulai pada tanggal 27 Oktober dan 3 November 2020 yang lalu masing-masing sebanyak 33 dan 42 ABK. Sehingga seluruh 88 ABK WNI yang stranded di Senegal telah berhasil dipulangkan semuanya. 

viii. Upaya ini juga tidak lepas dari diplomasi KBRI Dakar dengan Pemerintah Senegal di tengah pandemi Covid..... agar mengijinkan para ABK untuk turun kapal dan selanjutnya pulang ke Indonesia melalui jalur udara. 

ix. Pasca berbagai tahap pemulangan tersebut, kita akan terus dalami berbagai kasus yang dihadapi para ABK, termasuk pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan. 

x. Penegakan hukum akan terus didorong melalui kerja sama mutual legal assistance antara Indonesia dan RRT. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Saya juga ingin menyampaikan apresiasi atas kerja sama dari Pemerintah Senegal dan juga Pemerintah/ Otoritas RRT

 Isu ketiga terkait pemulangan Jamaah Tabligh dari India....

  • Pada tanggal 7 November yang lalu ......kembali berhasil dipulangkan 36 Jamaah Tabligh dari India.
  • Seluruhnya telah menjalani tes PCR sebelum kepulangan dan dinyatakan negatif Covid-19. 
  • Dengan demikian total telah dipulangkan 669 JT dari India. 
  • Saat ini tinggal tersisa 82 JT dari jumlah awal 752 JT.
  • Kita akan terus diupayakan kepulangan mereka secepatnya....

Pemerintah Indonesia berterima kasih atas kerjasama Pemerintah / Otoritas India 

Demikian yang dapat saya sampaikan. 

Terima kasih...stay healthy...stay strong and stay united. 

Selengkapnya Kementerian Luar Negeri